Reproduksi lukisan Nyi Roro Kidul |
INGATAN saya mengenai 27 Januari selalu tertuju pada kelahiran Ahn-Jung Hwan, pemain timnas Korea Selatan yang mempermalukan Italia di Piala Dunia 2002 hingga terkenal karena dipecat klubnya, Perugia.
Selain itu, sebagai penggemar olahraga dan penikmat sejarah, pada tanggal tersebut memori saya juga tidak lupa dengan tenggelamnya Kapal Tampomas pada 1981, kelahiran dua legenda hidup bulu tangkis Indonesia (Joko Supriyanto dan Ricky Subagja), wafatnya mantan Presiden RI Soeharto dan komponis klasik abad pertengahan Wolfgang Mozart.
Ternyata, memori saya pada tanggal tersebut masih belum cukup. Lantaran, saya lupa dengan salah satu seniman yang dikenal sebagai maestro lukis Indonesia: Basoeki Abdullah (Basuki Abdullah). Ya, 27 Januari pada satu abad lampau, lahir sosok yang disebut sukses memengaruhi blantika seni Tanah Air melalui goresan lukisannya.
Saat ini, siapa yang tidak mengenal lukisan tokoh legendaris nusantara Nyi Roro Kidul yang -konon- bersemayam di Laut Selatan? Namun, ketika ditanyakan, siapa pelukis dari wanita yang identik dengan warna hijau itu, pasti banyak yang geleng-geleng kepala.
* * *
SIANG itu, Rabu (30/9) ruangan di Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Barat 12, Jakarta Pusat, dipenuhi pengunjung. Baik itu pelajar, umum, blogger, hingga wisatawan lokal dan mancanegara. Wajar saja mengingat saat itu merupakan hari terakhir Pameran Rayuan 100 Tahun Basoeki Abdullah.
Sebenarnya, acara ini sudah berlangsung sejak 21 September lalu. Namun, karena kesibukan sehari-hari, saya baru bisa menghadirinya pada saat penutupan. Itu pun hanya beberapa jam saja mengingat padatnya jadwal kemarin.
Sebagai orang yang gemar berkeliling dari satu museum ke museum lainnya yang ada di seluruh nusantara, saya sedikit menyesal melewatkan beberapa rangkaian acara untuk memperingati 100 tahun kelahiran pelukis asal Solo, Jawa Tengah ini. Termasuk, dua seminar "Basoeki Abdullah di Tengah Bangsa dan Seni Rupa Indonesia" pada Rabu (23/9) dan "Museum Basoeki Abdullah di Tengah Perkembangan Museum Indonesia" (28/9).
Meski begitu, saya cukup senang bisa menyaksikan berbagai koleksi peninggalan mantan pelukis resmi Istana Merdeka ini. Mulai dari properti miliknya pribadi dan keluarga, reproduksi -salinan- digital lukisan Nyi Roro Kidul (menurut salah satu volunteer, karya asli di Hotel Samudera Beach, Sukabumi), Soekarno (di Istana Bogor), beberapa tokoh dalam dan luar negeri, lukisan bertema vulgar, dan arsip Basoeki Abdullah memberi testimoni pada satu iklan.
Untuk yang terakhir itu, saya sempat bingung juga. Awalnya, saya pikir, arsip itu milik Museum Nasional dan bukan peninggalan Basoeki Abdullah. Namun, setelah mengamati lebih lanjut, ternyata ada fotonya di pojok kiri sambil menghisap cerutu.
Ketika saya konfirmasi kepada beberapa volunteer, mereka pun setali tiga uang. Alias, sama-sama bingung, hingga datang salah satu panitia yang memberi penjelasan lebih lanjut. Ternyata itu memang testimoni asli dari Basoeki Abdullah untuk mobil Mitsubishi Lancer 1.4L di suatu harian nasional -kalau tidak salah lihat- terbitan 19 Oktober 1981.
Menurut mereka, selama pameran berlangsung, mayoritas pengunjung banyak yang tidak "ngeh" dengan arsip tersebut karena lebih fokus pada lukisan Basoeki Abdullah. Beruntung, sebagai blogger, saya tertarik dengan segala hal yang dianggap remeh temeh namun menarik diulas jadi sisi lain.
Dalam keterangan iklan tersebut, cucu dari tokoh pergerakan kebangkitan nasional awal abad 20, Wahidin Sudirohusodo ini mengatakan, "hmm... mobil ini memang luar biasa!"
Testimoni itu sangat singkat. Namun, saya yakin, pada tiga dekade silam, apa yang diucapkan tokoh sekaliber Basoeki Abdullah, tentu sangat memengaruhi animo beli masyarakat luas yang bisa jadi mendongkrak penjualan mobil tersebut.
Sebagai pelukis yang identik dengan aliran realis dan naturalis, tentu Basoeki Abdullah tidak hanya menyalurkan pemikirannya melalui sosok terkenal saja. Tokoh yang meninggal pada 3 November 1993 ini juga kerap melukis keindahan wanita.
Beberapa di antaranya yang saya kenal seperti legenda Jaka Tarub (Djoko Tarub) mencuri selendang bidadari Nawangwulan. Bahkan, ada yang vulgar dan menjurus telanjang yang dalam pameran itu diberi tempat terpisah melalui tirai yang dijaga beberapa volunteer. Gunanya, agar pengunjung anak-anak dan pelajar, tidak melihatnya.
Kami yang melongok ke ruangan seluas 5x5 meter dengan ratusan koleksi bergambar telanjang itu pun tidak diperbolehkan memotret. Menurut volunteer, berbagai koleksi vulgar itu merupakan arsip yang kini dimiliki Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
* * *
"DI negara kami, banyak yang mempelajari gaya melukis ini orang. Sayangnya, koleksi asli di sini terbatas. Sementara, kami tidak bisa melihat (lukisan) Soekarno asli di Buitenzorg (Bogor)," kata Ineke Rose-kalau tidak salah dengar-, salah satu pengunjung asal Belanda. Ekspatriat yang mengaku sebagai pengajar di sebuah lembaga asing ini senang bisa mengunjungi Pameran 100 Tahun Basoeki Abdullah.
Dengan bahasa Indonesia yang yang dicampur aksen Inggris, wanita paruh baya itu menilai, Basoeki Abdullah sebagai salah satu seniman Indonesia yang mendapat apresiasi luas di negara-negara Eropa. Termasuk, di negaranya, yang kerap diadakan pameran keliling meski koleksinya tidak sebanyak yang terdapat di Museum Nasional.
Saat itu, Ineke, sempat bertanya kepada saya arti dari "rayuan", yang dikiranya semasa muda Basoeki Abdullah, suka merayu wanita. Beliau merujuk pada berbagai koleksi vulgar di ruang tertutup itu. Berbekal koneksi internet, saya pun coba menjelaskan kata "rayu" dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, tidak hanya merayu dalam arti yang sebenarnya. Melainkan juga, bermakna memikat atau membujuk masyarakat untuk mengunjungi karya-karyanya.
Oh ya, sekadar informasi, meski Pameran Rayuan 100 Tahun Basoeki Abdullah sudah ditutup sejak kemarin. Namun, masyarakat luas bisa mengunjungi sebagian besar karyanya di Museum Basoeki Abdullah.
Lokasi: Jalan Keuangan Raya No 19, Cilandak Barat, Jakarta Selatan
Diresmikan: 25 September 2001
Koleksi: Lebih dari 3.000 benda, meliputi lukisan, patung, topeng, wayang, senjata dan sebagainya
Nomor telepon: 021-7698926
Website: www.museumbasoekiabdullah.or.id (BUKAN www.museumbasoekiabdullah.com)
Facebook: Museum Basoeki Abdullah
Twitter: @Mus_BA
Waktu buka: Selasa-Minggu 08.00-15.00 WIB (Senin dan hari libur nasional tutup)
Tiket:
Rp 1.000 Anak-anak
Rp 2.000 Dewasa
Rp 500 Rombongan anak/pelajar
Rp 1.000 Rombongan dewasa
Rp 10.000 Turis
* * *
Pameran Rayuan 100 Tahun Basoeki Abdullah di Museum Nasional |
* * *
Berbagai properti lainnya |
* * *
Testimoni di iklan Mistubishi Lancer |
* * *
Reproduksi lukisan Jaka Tarub |
* * *
Lukisan wanita desa (lupa) |
* * *
Salah satu ruangan dengan ratusan koleksi vulgar yang dijaga beberapa volunteer |
* * *
Berbagai tokoh dunia termasuk mantan Presiden RI Soeharto |
* * *
Foto Basoeki Abdullah bersama Bapak Proklamator Soekarno pada 1959 |
* * *
Riwayat, sejarah, dan prestasi Basoeki Abdullah |
* * *
Suasana pengunjung dari dalam dan luar negeri |
* * *
Narsis sejenak mengingat pada pameran ke-200 saya belum tentu ada |
* * *
Tentang Museum lainnya:
- Museum Nasional dan Saksi Peninggalan Kejayaan Indonesia
- Museum Nasional Belum Selesai Berbenah
- Kasus Pencurian dan Lemahnya Pengawasan Museum di Indonesia
- Karnaval Wayang Dunia 2013 di Museum Nasional
- Kenapa Harus ke Taman Mini?
- Sepenggal Kisah di Museum Abdul Harris Nasution
- Tapak Tilas Hari Kemerdekaan di Museum Prangko
- Perpaduan Budaya Minang-Jawa di Museum Adityawarman
- Warisan Budaya di Museum Wayang 2
- Warisan Budaya di Museum Wayang
Artikel terkait anak muda, seni dan sastra sebelumnya:
- Pelukis Yayat Yatmaka
- Pameran Budaya Dunia - Jerman Fest
- Jerman Fest 2015
- Konser Bon Jovi di Jakarta
- TIM - Pencak Silat
- Goethe Institut - Looking for Erick
- Komik Indonesia
- Batik Nasional
- Ahmad Tohari
- BTN Property Expo 2015
- Sheila On 7
- Museum Nasional dan Saksi Peninggalan Kejayaan Indonesia
- Museum Nasional Belum Selesai Berbenah
- Kasus Pencurian dan Lemahnya Pengawasan Museum di Indonesia
- Karnaval Wayang Dunia 2013 di Museum Nasional
- Kenapa Harus ke Taman Mini?
- Sepenggal Kisah di Museum Abdul Harris Nasution
- Tapak Tilas Hari Kemerdekaan di Museum Prangko
- Perpaduan Budaya Minang-Jawa di Museum Adityawarman
- Warisan Budaya di Museum Wayang 2
- Warisan Budaya di Museum Wayang
Artikel terkait anak muda, seni dan sastra sebelumnya:
- Pelukis Yayat Yatmaka
- Pameran Budaya Dunia - Jerman Fest
- Jerman Fest 2015
- Konser Bon Jovi di Jakarta
- TIM - Pencak Silat
- Goethe Institut - Looking for Erick
- Komik Indonesia
- Batik Nasional
- Ahmad Tohari
- BTN Property Expo 2015
- Sheila On 7
- Tipe-X
- Afgan
* * *
Keterangan: Seluruh foto merupakan dokumentasi pribadi (www.roelly87.com)- Cikini, 1 Oktober 2015
sebenrnya aku diajakin Orin juga nih kesana waktu itu, tapi mendadak banget gak jadi deh soalnya ada cara tempat lain
BalasHapuskalo gitu mending kita langsung ke museumnya aja mbak :)
HapusMeskipun ngga datang... Terobatilah dengan adanya tulisan ini.. :)
BalasHapushe he he
Hapusmakasih apresiasinya, mas :)
*jadi tersandung
aku lihat yg mitshubishi itu....juga senang datang ke pameran ini yg bikin hati dan pikiran mengelana...
BalasHapushi hi hi
Hapusini kan salah satunya gara2 baca postingan ibu :)
sebenarnya dari hari pertama mau dateng, tapi ga sempat
abis ribet sih, motor ga boleh lewat jalan merdeka...
Oh jadi pak basuki ini pake nya mobil mitsubishi ??? #GagalPaham
BalasHapusnah itu dia, saya kurang jelas mas
Hapuspas nanya di sana, kata mereka itu testimoni di iklan
tapi siapa tahu, beliau ada mobil lancer-nya di rumah
ntar coba saya cari tahu :)
Ahhhh mau ke sini ga jadi. Penasaran padahal
BalasHapusya udah, ke museumnya aja mbak di cilandak
Hapuskecuali sabtu, tiap hari buka kok :)
kalau punya lukisan sang maestro pasti .. sugih sekalee
BalasHapusbtw ... ternyata beliau meng-endorse mitsubishi lancer .... dulu lihat mobil ini kerenn benerr ...
he he he
Hapustahun 80-an mah saya belom lahir mas :)
tapi sempat kaget juga sih ada testimoni beliau...