TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Yuk, Kunjungi Jerman Fest 2015 di Sembilan Kota di Indonesia

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Senin, 07 September 2015

Yuk, Kunjungi Jerman Fest 2015 di Sembilan Kota di Indonesia

Yuk, Kunjungi Jerman Fest 2015 di Sembilan Kota di Indonesia

Pemutaran film Metropolis di TIM pada pembukaan Jerman Fest 2015

HUBUNGAN Indonesia dan Jerman telah terjalin sejak lama. Baik itu rakyatnya atau di pihak pemerintahan yang meliputi sosial, budaya, politik, olahraga, hiburan, hingga pertukaran pelajar. Yang saya ingat jelas ialah Bacharudin Jusuf Habibie. Mantan presiden Indonesia ketiga itu merupakan salah satu putra bangsa yang banyak memperoleh kemajaun saat "belajar" di Jerman pada era 1950-an.

Berselang puluhan tahun, kerja sama kedua negara kian erat. Bahkan, tahun ini, ditandai dengan adanya Jerman Fest 2015. Yaitu, acara yang berlangsung September-Desember ini yang ditujukan untuk mendorong pertukaran informasi yang bermanfaat antara Indonesia dan Jerman.

"Indonesia jadi negara di Asia Tenggara pertama yang menyelenggarakan Jerman Fest," kata Duta Besar Jerman Dr. Georg Witschel, dalam sambutannya. "Acara ini merupakan inisiatif dari Kementerian Luar Negeri Jerman dan diadakan berkat kerja sama antara Goethe-Institut Indonesien, Kedutaan Besar Jerman, dan EKONID."

*      *      *

JERMAN Fest 2015 dibuka dengan pemutaran film Metropolis di Teater Jakarta dan Atrium Taman Ismail Marzuki (TIM), Sabtu (5/9). Saya beruntung dapat undangan istimewa untuk jadi saksi dari film monumental yang menurut Internet Movie Database (IMDb) disebut sebagai film bisu klasik yang sangat monumental di zamannya.

Metropolis disutradarai Fritz Lang yang disebut sebagai film dengan biaya termahal saat itu. Versi Box Office Mojo -belum dihitung inflasi-, Metropolis meraup 1,2 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 16 miliar.

Awalnya, menyaksikan film klasik berdurasi 148 menit (2 jam 28 menit) ini membuat saya bingung. Itu karena Metropolis merupakan film tanpa suara, alias bisu. Alhasil, hingga setengah jam pertama, saya lebih banyak menguap dan berupaya menahan kantuk. Padahal, di sekitar kursi yang saya duduki, banyak yang antusias menyimak adegan demi adegan.

Kebetulan, meski film ini tanpa suara, namun didukung penuh lebih dari 60 musisi dari Deuches Filmorchester Babelsberg (Orkes Film Jerman Babelsberg). Hingga, sambil mengunyah permen karet untuk melawan kantuk, akhirnya saya bisa menyaksikan Metropolis hingga selesai.

Oh ya, Metropolis, bercerita mengenai kota masa depan yang bagi masyarakat saat itu (dekade 1920-an) kesannya sangat futuristik. Selain di TIM, film yang menuai pujian dari kritikus dan mendapat apresiasi banyak musisi seperti Madonna, Queen, hingga Lady Gaga ini, juga diputar di dua kota lainnya: Surabaya di Ciputra Hall pada sore ini (7/9) dan Bandung di aula barat ITB (9/9).

Jakarta, Surabaya, dan Bandung, jadi kota pembuka rangkaian Jerman Fest 2015. Setelah itu, masih ada enam kota lainnya di Tanah Air yang menyelenggarakannya. Mulai dari Banda Aceh, Medan, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, dan Makassar, dengan tema dan acara yang tentu berbeda. Sebelum di Indonesia, Jerman Fest juga pernah diselenggarakan di Brasil, Tiongkok, dan India.

Ya, Jerman Fest 2015 tidak melulu mengenai film. Melainkan juga aspek lainnya. Yaitu, musik, seni, sains, olahraga, eknomi, sosialisasi, literatur, teater, tari, game, konferensi agama, dan sebagainya yang berlangsung hingga 6 Desember. Bagi rekan-rekan yang berdomisili di Jakarta, saya sudah buat daftar acaranya di bawah.

*      *      *

DALAM periode itu, juga terdapat acara untuk memperingati 25 tahun penyatuan Jerman pada 1 Oktober mendatang di Hotel Indonesia Kempinski. Yang menarik, bagi saya pribadi dan juga penggemar sepak bola, pada salah satu rangkaian Jerman Fest 2015 ini akan ada kunjungan pesepak bola Jerman yang akan menyapa penggemarnya di Tanah Air.

Sepanjang pengetahuan saya dengan mengambil referensi resmi dari FIFA.com, Indonesia sudah lima kali menghadapi klub dan timnas Jerman. Dimulai saat dua kali menghadapi timnas Jerman yang masih terpecah dan bernama Jerman Timur pada 20 September 1956 skor 1-3 dan 11 Februari 1959 (2-2). Selanjutnya versus klub Bundesliga, Werder Bremen pada 19 Juni 1965 (5-6), Borussia Dortmund (19 Desember 2007, 0-1), dan Bayern Muenchen (21 Mei 2008, 1-5).

Berdasarkan fakta tersebut, dengan adanya Jerman Fest ini, tentu, bisa dipetik pelajaran bagi kita semua. Khususnya, pemangku kepentingan, seperti Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Itu seperti diungkapkan Witschel, "Melalui kegiatan ini (Jerman Fest 2015), diharapkan Jerman dan Indonesia dapat melangkah lebih maju ke depannya dalam berbagai bidang."

Semoga saja, itu termasuk sepak bola Indonesia. Meski tidak harus menyamai prestasi Jerman yang sudah empat kali menjuarai Piala Dunia, setidaknya "Tim Garuda" mampu berbicara di Asia.

*      *      *

Agenda Jerman Fest 2015 di Jakarta

5/9 - Pembukaan. Pemutaran film Metropolis di Teater Jakarta di Taman Ismail Marzuki (TIM)
11/9 - German Cinema Film Festival di Studio XXI Epicentrum Walk
12/9 - German Cinema Film Festival di GoetheHaus, Menteng
20/9 - Penutupan German Cinema Film Festival di Studio XXI Epicentrum Walk
16-25/9 - Pameran Dunia Budaya di Tugu Kunstkring Paleis
1/10 - Perayaan Hari Penyatuan Jerman di Hotel Indonesia Kempinski
4/10 - Teater Boneka Kontemporer Indonesia di Teater Salihara
5-15/10 - Pameran Sains di Museum Nasional
6-7/10 - Pemutaran Film Arthouse Cinema di GoetheHaus
21/10 - Konser Paduan Suara Interaktif "Rundfunkchor Berlin" di Aula Simfonia
23/10 - Kolaborasi Tari (Frankfurt, Salihara, Plesungan) di Teater Salihara
2/11 - Konferensi: Agama, Negara, dan Masyarakat di Abad 21 di Goethe Institut
2/11 - Kunjungan studio Game Mixer bagi pengembang games di Goethe Institut
3,4,6/11 - Workshop Game Mixer di Goethe Institut
5/11 - Diskusi antarpengembang Game Mixer di Goethe Institut
6-27/11 - Pameran Jerman, Negeri Penemuan di Deutsche Schule Jakarta
10/11 - Pasar Seni Festival di Pasar Tebet Timur dan Barat
25/11 - Konferensi: Radikalisasi/ Deradikalisasi di Morissey
26/11 - Festival Tari Sebastian Matthias: Volution/Groove Space di Komunitas Salihara
1/12 - Green City: Kompetisi konsep masa depan di Universitas Katolik Indonesia - Atma Jaya
2/12 - Ensemble Modern Ruang Suara di Komunitas Salihara

Keterangan: 
- Seluruh foto merupakan dokumentasi pribadi (www.roelly87.com)
- Referensi artikel berdasarkan penuturan langsung Duta Besar Jerman Dr. Georg Witschel, panitia Jerman Fest Nindia Satiman, dan Koordinator Humas Goethe-Institut Indonesia Katrin Figge (via email)

*      *      *
"Layar tancap" di atrium Teater Jakarta - TIM

*      *      *
Narsis sejenak sebelum menyaksikan pembukaan Jerman Fest 2015

*      *      *
Bertambah lagi kartu pos khas Eropa setelah sebelumnya dari Italia, Portugal, dan Turki  

*      *      *

*      *      *
Tipe-X
Afgan

*      *      *
- Cikini, 7 September 2015

28 komentar:

  1. Balasan
    1. ha ha ha

      sip, makassar mewakili sulawesi mbak :)
      yuk, dateng aja, gratis

      Hapus
  2. Balasan
    1. silakan mas
      bisa pilih salah satu dari sembilan kota

      Hapus
  3. Iya gratis, sayang lg sakit kmrn, mungkin yg di episentrum kali ya. Sesekali pengen jg ke salihara, krn jujur blm permah lihat pertunjukan apa pun di salihara hehw

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama bu, saya juga penasaran pengen ke salihara
      kalo waktunya sempat mau ke sana

      Hapus
  4. Saya diundang acara ini tapi ga bisa datang karena acaranya malam, untung huda nulis ini, jadi tahu deh reportase on the spot :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. pembukaannya dari jam 6 mbak
      kalo saya emang kebetulan sering ke tim sama goethe :)

      Hapus
  5. Ditunggu kehadirannya di Jogja, semoga bisa ikut nonton...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas, ada beberapa acara yang digelar di jogja
      festival film salah satunya

      Hapus
  6. waah terima kasih infonya mas... Pengen dateng ah ke beberapa rangkaian acaranya

    BalasHapus
    Balasan
    1. yuk mas, kebetulan acaranya masih panjang sampe desember

      Hapus
  7. ini beneran gratis mas? buat umum bisa bebas dateng juga ya? pengen ngajak krucil2 deh buat ngenalin serba serbi jerman

    BalasHapus
    Balasan
    1. setahu saya sih gratis mbak, tapi ada beberapa yang undangan khusus.
      kalo mau bisa tanya2 sama panitia via email :)

      Hapus
  8. penasaran aku belum pernah ke Jerman Fest

    BalasHapus
    Balasan
    1. yuk sabtu ini liat German Cinema Film Festival di GoetheHaus, mbak

      Hapus
  9. Gratis? sayang banjar nggak kebagian haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang terdekat ada bandung, gis
      coba aja maen2 pas weekend :)

      Hapus
  10. yeayyyy full sampe desemberr... liat jadwal ah kali cocok bisa datang

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, masih lama
      rekomen jumat-sabtu ini di epiwalk sama goethe

      Hapus
  11. trims infonya... kalau ada waktu mau sempetin ah

    BalasHapus
    Balasan
    1. siap mas :)

      untuk di jakarta, tersebar banyak tempat
      mulai dari TIM, Salihara, Goethe, hingga Galeri Nasiona.

      Hapus
  12. Aku mau nya langsung diajak ke jerman nya aja :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hi hi hi

      saya juga mau banget mas :)
      makanya, kita kenalan dulu sama jerman fest

      Hapus
  13. kayanya bisa ini kesana haha, lumayan kan gratis :D. anak kost seneng yang gratis" nih kwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. yupz mas, kalo jadwal di atas untuk yang di jakarta dan sekitarnya yaaaaa :)

      Hapus
  14. tapi film ini ada ceritanya? atau dokumenter?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada mbak, cuma bisu (ga bersuara)
      maklum, film jadul :)
      untuk film lainnya ada sampe besok penutupan di epiwalk - German Cinema Film Festival

      Hapus

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)