ASUS dikenal sebagai brand premium. Dalam arti, harganya di atas rata-rata merek lain. Contoh nyata, pada smartphone yang saya miliki, ASUS Zenfone 3 (ZE520KL). Ponsel dari keluarga Zenfone ini sejak diluncurkan pada September 2016 hingga kini, harganya masih tetap wah.
Padahal, smartphone sejenis dari produsen lain, jika sudah setahun harganya bakal terjun bebas. Namun, tidak dengan ASUS. Seluruh produk mereka, harganya stabil. Itu membuktikan, kualitas dari setiap produk ASUS.
Pepatah mengatakan, ada harga ada rupa. Alias, kita membayar harga mahal untuk kualitas terbaik. Termasuk, ASUS Zenfone 3 (ZE520KL) ini yang sudah setahun menemani saya dalam berbagai aktivitas.
Mulai dari memotret, merekam video, menulis catatan, merekam suara, main game, dan tentunya browsing internet. ASUS Zenfone 3 (ZE520KL) ini yang membantu saya mendokumentasikan seluruh kegiatan dalam peliputan kantor seperti mengejar nara sumber, ngeblog, dan bersama keluarga.
Sejak lorong sempit di ibu kota, pelosok belantara, pesisir terpencil sampai pegunungan, hingga Cardiff. Kinerja ASUS Zenfone 3 (ZE520KL) dikolaborasi dengan laptop ASUS A43E yang lebih senior, karena sudah jadi kawan hidup sejak 2013 silam. Saya beruntung memiliki keduanya yang sangat membantu keseharian saya.
Yupz, ASUS tidak hanya tentang smartphone saja. Mereka memiliki berbagai divisi seperti laptop & PC 2-in-1, tablet, dekstop, motherboard, dan perangkat elektronik lainnya. Rata-rata mereka masuk kategori premium di Tanah Air.
Namun, segmentasi premium itu justru yang mendongkrak ASUS sebagai salah satu produsen terlaris di dunia. Bahkan, berdasarkan riset GfK 2017, ASUS memuncaki pasar notebook di Tanah Air. Itu terkait spesifikasi tinggi yang banyak menarik minat konsumen hingga mengantarkan ASUS pada peringkat satu terbesar dalam penjualan notebook di Indonesia.
Sebagai salah satu konsumen, tentu saya bangga. Sebab, ternyata keputusan saya sejak empat tahun silam menggunakan ASUS AE43E ditambah ASUS Zenfone 3 (ZE520KL) terbukti tepat. Bisa dipahami mengingat saya merupakan tipe orang yang tidak mudah jatuh hati dalam hal atau situasi apa pun. Namun, ketika sudah memiliki pilihan, saya enggan berpaling darinya.
Teranyar, ASUS merilis ASUS VivoBook S15 S510UQ. Sebagai pekerja lapangan yang hobi ngeblog, tentu saya sangat menyambut kehadiran seri ini. Maklum, seri VivoBook ini menawarkan kemampuan yang tinggi disertai beragam fitur menarik tapi dengan harga terjangkau.
Nah lho? Yupz, terjangkau di sini, bukan berarti murah atau harganya terjun bebas. Sebab, sejak saya kecil hingga kini rekan seangkatan sudah memiliki anak kecil lagi, ASUS identik sebagai brand premium.
Berdasarkan pengalaman pribadi, definisi murah versi ASUS tetap saja harganya di atas rata-rata brand lain. Ini fakta menurut penelusuran saya sebagai blogger yang menerapkan asas jurnalistik berdasarkan sembilan elemen Bill Kovach.
Dalam arti, setiap artikel yang saya tulis di blog ini sudah berdasarkan fakta di lapangan atau data-data resmi. Termasuk, mengenai ASUS VivoBook S15 S510UQ ini yang harganya dibanderol Rp 9.799.000.
Tentu, tidak murah, apalagi dibandingkan dengan ASUS A43E yang jadi andalan sehari-hari saya. Hanya, sudah pasti keduanya tidak bisa dikomparasi. Secara, ASUS A43E sudah beredar lebih dari empat tahun di Tanah Air.
Di sisi lain, ASUS VivoBook S15 S510UQ merupakan produk teranyar yang sudah disematkan berbagai fitur mumpuni. Misalnya, Intel Core i5 generasi ketujuh yang sangat bertenaga. Jangan lupa, grafis berbasis Nvidia GeForce. Dengan berbagai kelebihan itu, wajar jika ASUS VivoBook S15 S510UQ di pasaran harganya berkisar sembilan jutaan.
Murah? Tentu tidak.
Mahal? Juga tidak.
Menurut perhitungan saya sebagai pribadi yang butuh laptop dengan kualitas terbaik dengan brand premium dari ASUS, harga itu masih terjangkau. Itu kembali lagi pada analogi ada harga tentu ada rupa.
Apalagi, sebagai orang lapangan, harga bagi saya sangat sensitif. Saya tidak akan sembarangan merogoh kocek dalam-dalam kalau bukan untuk sesuatu yang dibutuhkan. Misalnya, ASUS VivoBook S15 S510UQ ini yang tampilan luarnya saja sangat memesona.
Ibarat gadis pujaan, ASUS VivoBook S15 S510UQ ini bukan hanya cantik saja. Melainkan juga manis yang tidak bosan dipandang sepanjang hari. Itu terkait tampilannya yang elegan.
Bisa dipahami mengingat ASUS VivoBook S15 S510UQ ini menyuguhkan desain yang unik. Itu karena panel layar 15,6" Full HD yang dengan ketipisan bezel dapat masuk ke dalam bingkai laptop khas ukuran 14 inci. Itu terkait bingkai NanoEdge 7,8mm yang super tipis hingga bisa memberiakn rasio 80% antara layar dengan body.
Terlebih, layarnya didukung dengan 178° teknologi wide-view untuk memastikan warna dan kontras tetap hidup serta tajam. Baik itu saat dilihat pada sudut pandang mana pun. Ini cocok bagi yang gemar berbagi kontendengan teman dan kolega. Termasuk, untuk saya yang ingin mengirim parade foto hasil pertandingan atau liputan olahraga.
ASUS VivoBook S15 S510UQ ini sangat tipis, tapi koneksinya lengkap |
Itu mengenai desain. Bagaimana dengan kinerjanya? Tentu, saya belum bisa mereviewnya. Maklum, ASUS VivoBook S15 S510UQ merupakan seri teranyar. Namun, jika menyimak keberadaan Intel Core i5 7200U, mungkin ini sudah bisa menjawab.
Apalagi, ditambah dengan Nvidia GeForce 940MX yang membuat seri ini kian bertenaga. Oh ya, yang membuat saya kian terpikat dengan ASUS VivoBook S15 S510UQ karena konektivitasnya lengkap. Ada dua colokan untuk USB 2.0, serta masing-masing satu colokan untuk HDMI, USB 3.1, dan USB 3.1 Type C.
Nah, yang terakhir ini bisa saya kolaborasikan dengan ASUS Zenfone 3 (ZE520KL) yang sehari-hari saya pakai. Konektor USB Type Creversibel dengan desain any-way-up ini membuat perangkat penghubung menjadi sederhana dan cepat.
Satu lagi, yang tak kalah penting dengan keberadaan keyboard backlit ergonomis. ASUS VivoBook S15 S510UQ ini sudah dipersenjatai full-size backlit yang sempurna untuk pengaturan cahaya rendah.
Jadi, saya tidak bakal kesulitan jika mengetik dalam bus dan mobil usai liputan pertandingan malam di stadion. Apalagi, konstruksi keyboard single-piece sangat kokoh dengan tombol 1,4 mm hingga membuat saya kian nyaman saat mengetik.
ASUS VivoBook S15 S510UQ dipersenjatai keyboard backlit ergonomois dan sensor sidik jari |
(Masih) satu lagi yang saya nyaris lupa usai memandangi ASUS VivoBook S15 S510UQ ini pada touchpad. Tepatnya, di sudut kanan atas seukuran jari. Ternyata, ini merupakan sensor sidik jari!
Jadi, saya tidak perlu lagi mengetikkan kata sandi setiap kali untuk masuk. Melainkan, hanya perlu sekali sentuh saja seperti halnya ketika saya menggenggam ASUSZenfone 3 (ZE520KL) yang sangat responsif.
Sejauh ini, demikian yang saya tahu tentang ASUS VivoBook S15 S510UQ berdasarkan pengamatan saya di situs resmi ASUS. Mungkin, ke depannya, saya akan coba membuat review secara menyeluruh. Yupz, selama air laut menghampar luas, jangan pernah khawatir kehabisan ikan.
Artikel Terkait
- ASUS The Incredible Race: Pengalaman Tak Terlupakan
- ASUS Incredible Race Pecahkan Rekor MURI
- Ini Parade Produk Anyar ASUS pada Zenvolution 2016
- Zenvolution 2016: ASUS Rilis 3 Produk Anyar di Bali 7 September
- Pengalaman Perdana Menghadiri ZenFestival 2015
- ASUS Zenfone 2 Laser ZE500KL: Kualitas Bintang 5 dengan Harga Kaki 5
- Review ASUS Zenfone 3 (ZE520KL) Bukan sekadar Ponsel
- ASUS Luncurkan ZenPad 8.0, Tablet Multimedia Premium
- Demi Hobi, Tidak Perlu Jadi Sultan untuk Memiliki ASUS ROG GX800
- Konten Kreatif Jadi Kunci Utama Ngeblog
* * *
Keterangan: Seluruh foto di artikel ini milik ASUS Indonesia (www.asus.com/id)
* * *
- Jakarta, 9 Oktober 2017
Aku setuju mas ga apa-apa mahal yang penting kualitas terjamin
BalasHapusdi BoyoLali Asus ini sudah ada belon mas?
untuk di daerah, sudah banyak kayaknya mas
Hapusbisa dicek di laman ini https://www.asus.com/id/ASUS_Website_Information/where-to-buy
Pertama kali baca Vivo kirain merek hape sebelah Mas, hehehe
BalasHapusAsus memang kualitasnya nomor satu, cuman boros di batere. ga hape ga lappy, sama aja
nah, mengenai baterai itu menurut saya relatif mbak
Hapuskebetulan, saya pakai ASUS AE43E sejauh ini lancar aja
pun dengan zenfone 3 yang setiap hari stay internet, konsumsi baterainya normal2 aja :)