TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Sisi Lain Pembangunan MRT Jakarta

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Sabtu, 28 Oktober 2017

Sisi Lain Pembangunan MRT Jakarta

#UbahJakarta bersama MRT Jakarta untuk transportasi lebih baik
(Klik untuk perbesar foto dan geser untuk melihat gambar lainnya)

TAK kenal, maka tak sayang. Demikian analogi saya mengenai proses fatpembangunan MRT Jakarta. Sebagai orang lapangan, saya harus mobile setiap hari. Apalagi, jika harus melewati jalur Senayan-Fatmawati yang kadang bikin saya kesal.

Namun, mau tidak mau, ya harus terima. Bagaimana pun, kantor saya berada di kawasan tersebut. Alhasil, dulu... meski setiap hari lewat, namun menoleh pun kepada tiang-tiang dan berbagai alat berat itu, saya enggan.

Sebab, keberadaan mereka justru membuat jalanan semakin macet. Pengalaman itu sudah saya tuangkan dalam artikel pada 27 Agustus lalu berjudul "#UbahJakarta, MRT Jakarta Bekerja Bersama untuk Layani Publik".

Meski, saya menyadari. Yang namanya jamu sebagai obat itu pahit. Namun, justru memberikan efek penyembuhan. Demikian fakta yang saya ketahui setelah berangsur-angsur sadar akan pentingnya MRT Jakarta. Terutama karena moda transportasi ini jadi jawaban untuk mayoritas warga ibu kota.

Intinya, ga apa-apa macet sekarang. Yang penting, kurang dua tahun lagi, saya dan jutaan warga Jakarta sudah bisa menggunakannya. Bangga juga akhirnya, ibu kota Indonesia ini memiliki MRT yang mampu bersanding dengan kota metropolitan lainnya di kolong langit.

*        *        *
SIANG itu, cuaca di ibu kota sangat terik. Kendati, dari arah selatan, gumpalan awan yang menghitam seperti memberi kode untuk membasahi bumi. Setelah membelah ibu kota yang lagi-lagi macet, saya pun tiba di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Kamis (26/10).

Saat itu, sudah menunggu Teddy Rustandi, Rahab Ganendra, dan Ono Sembunglango. Kami berempat dipandu tiga perwakilan MRT Jakarta (Dewi K. Rahmayanti, Akbar, dan satu lagi) segera menuju lokasi pembangunan MRT Jakarta, tepatnya pada Stasiun Bundaran HI.

Usai mendapat pengarahan dan mengenakan perlengkapan keamanan, kami pun langsung menembus ke perut bumi. Seketika, saya merasa seperti jadi bagian dari ekspedisi James Cameron. Bedanya, sutradara Titanic dan Avatar itu bertualang hingga kedalaman 12 ribu meter di Palung Mariana. Sementara, kami hanya 20-30 meter.

Yupz, keberadaan saya di Bundaran HI memang untuk melihat lebih jauh proses pembangunan MRT Jakarta. Kebetulan, dua hari sebelumnya, saya mendapat informasi dari Ani Berta, founder dari Indonesian Social Blogpreneur (Komunitas ISB).

Tentu, tawaran untuk melihat langsung proses pembangunan MRT Jakarta ini tidak saya sia-siakan. Bisa dipahami mengingat saya penasaran dengan proyek tersebut. Sekaligus kepo untuk mengetahui sudah berapa persen pembangunan dari fase 1 ini.

"Hingga 30 September, perkembangan konstruksi mencapai 80 persen. Rinciannya, elevated (layang) 70% dan underground (bawah tanah) 90%," ujar Dewi kepada kami.

Menurut sosok yang genap tujuh bulan lalu jadi narasumber acara yang diselenggarakan Komunitas ISB dan CNI Indonesia ini (Artikel sebelumnya: Blogger Harus Punya Personal Branding yang Kuat), fase 1 ini rampung pada Desember 2018.

"Maret 2019 sudah beroperasi. Fase 1 ini meliputi 13 stasiun yang terdiri dari tujuh layang dan enam bawah tanah. Panjangnya mencapai 16 kilometer dari stasiun Bundaran HI hingga Lebak Bulus," Dewi, mengungkapkan.

*        *        *

STASIUN Bundaran HI ini merupakan yang terluas di fase 1. Panjangnya mencapai 400 meter seperti yang saya lalui. Terdiri dari tiga tingkat. Permukaan untuk akses masuk, tingkat kedua difungsikan untuk gaya hidup seperti pusat perbelanjaan, kafe, restoran, dan area komersil. Pada tingkat terbawah, terdapat dua rel di pojok berlawanan untuk ke arah utara dan selatan.

Saya membayangkan, kurang dari 1,5 tahun lagi, sudah kembali ke stasiun Bundaran HI ini dengan suasana yang ramai. Mirip seperti ketika saya berada di salah satu stasiun MRT di London (Artikel sebelumnya: Sisi Lain Perjalanan ke Millennium Stadium).

Kota yang jadi markas Arsenal dan Chelsea ini memang dikenal sebagai kota yang memanjakan masyarakat untuk beralih ke transportasi umum. Namun, tiba-tiba lamunan saya terhenti. Itu akibat suara-suara bising disertai dentuman tepat di atas kepala saya. Rasanya, seperti ketika berada di ruangan Imax sedang menyaksikan Thor: Ragnarok.

Akbar yang mengetahui kekagetan saya menjelaskan, "Tenang. Kita berada di bawah jalan raya dekat halte Bundaran HI. Suara-suara di atas itu lempengan besi yang dilewati kendaraan."

Mumpung sedang di lokasi, saya pun mengorek lebih jauh tentang pembangunan MRT Jakarta ini. Termasuk, ketahanan gempa, api, dan banjir. Wajar saja mengingat Jakarta rentan terhadap tiga faktor tersebut. Apalagi, lokasinya berada di bawah tanah yang tentunya sebelum membangun sudah mengantisipasi adanya force majeur.

"Konstruksinya sudah diuji untuk tahan gempa 9 skala richter. Begitu juga dengan banjir. Airnya akan disalurkan ke drainase. Tunnel ini diproyeksikan tahan gempa, air, dan api," Akbar menerangkan dengan panjang lebar.

*        *        *
YUPZ, sebagai blogger, saya merasa banyak sisi lain yang menarik diulas dari pembangunan MRT Jakarta ini. Hanya, itu akan saya review secara bertahap seiring dengan kian rampungnya moda transportasi andalan ibu kota ini.

Yang pasti, MRT Jakarta ini bakal jadi solusi untuk mengurai kemacetan di masa depan. Dan, saat pembangunan seperti sekarang ini, saya dan jutaan warga lainnya harus siap bermacet ria. Namun, kurang dari 1,5 tahun lagi bakal merasakan dampak positif dari MRT Jakarta.

Itu seperti filosofi jamu...

*        *        *
MRT Jakarta fase 1 selesai Maret 2018

*        *        *
Proses pembangunan di Stasiun Bundaran HI

*        *        *
Perwakilan MRT Jakarta memberi pengarahan kepada kami

*        *        *
Stasiun Bundaran HI ini masuk jalur layang dalam fase 1

*        *        *
Aktivitas dari karyawan MRT Jakarta yang sudah bekerja keras dan cerdas untuk
menyelesaikan proyek ini

*        *        *
Kedalaman Stasiun Bundaran HI ini berkisar hingga 20 meter

*        *        *
Stasiun Bundaran HI masuk kategori bawah tanah bersama Dukuh Atas, Setiabudi,
Bendungan Hilir, Istora, dan Senayan

*        *        *
Untuk stasiun layang ada pada Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi,
Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja

*        *        *
Jalur Bundaran HI-Lebak Bulus pada fase 1 ini ditempuh hanya 30 menit

*        *        *
Rute Bundaran HI-Lebak Bulus setiap harinya bakal melayani 170 ribu penumpang

*        *        *
MRT Jakarta juga menyediakan gerbong khusus untuk disabilitas

*        *        *
Satu gerbong MRT Jakarta dapat menampung 200-300 penumpang

*        *        *
Jalur sepanjang 16 kilometer ini rampung Desember 2018 dan beroperasi
Maret 2019

*        *        *
Yupz, jadi bagian dari #UbahJakarta bersama MRT Jakarta!
(Foto: www.roelly87.com/ didokumentasikan Ono Sembunglango)

*        *        *
Artikel sebelumnya:
#UbahJakarta, MRT Jakarta Bekerja Bersama untuk Layani Publik

*        *        *
DISCLAIMER: Seluruh foto merupakan dokumentasi pribadi (www.roelly87.com) atas persetujuan PT MRT Jakarta. Dilarang menggunakan foto proses pembangunan Stasiun Bundaran HI ini untuk tujuan komersial

- Jakarta, 28 Oktober 2018

2 komentar:

  1. Beruntungnya bisa sampai tour ke dalam, Desember 2016 hingga Februari 2017 cuma bisa melihat dari atas halte aja.

    BalasHapus
  2. Ya Rul pengalaman seru menembus perut bumi, walaupun jempol sempet lecet Hahaaa..

    Semoga lekas rampung proyek MRT Jakarta biar gak macet lagi

    BalasHapus

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)