TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Potret Petugas Penjaga Jalur Busway saat Buka Puasa

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Jumat, 01 Juli 2016

Potret Petugas Penjaga Jalur Busway saat Buka Puasa


Petugas bersiap buka puasa


ADA anak bertanya pada bapaknya
Buat apa berlapar-lapar puasa
Ada anak bertanya pada bapaknya
Tadarus tarawih apalah gunanya

Lapar mengajarmu rendah hati selalu
Tadarus artinya memahami kitab suci
Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi...

DEMIKIAN sepenggal lirik "Anak Bertanya pada Bapaknya" yang dipopulerkan band legendaris Bimbo seperti menggambarkan suasana di sudut ibu kota. Tepatnya, di Jalan KH. Hasyim Ashari, Jakarta Pusat, Rabu (29/6).

Sore itu, jalanan di kota yang sepekan sebelumnya merayakan hari jadi ke-489 ini tetap sama. Alias macet tiada henti nyaris di sepanjang jalur. Termasuk, yang saya alami dari kawasan Kota, Jakarta Barat, menuju kantor di bilangan Senayan.

Namun, di tengah padatnya lalu lintas di perempatan Jalan KH. Hasyim Ashari - Cideng Barat, saya menemukan pemandangan menarik. Yaitu, empat pria yang berjaga di tengah jalur Busway, koridor tiga antara Kalideres-Pasar Baru. Mereka yang merupakan petugas itu sedang bersinergi untuk menghalau beberapa pengendara sepeda motor dan mobil yang nekat ingin masuk ke jalan yang seharusnya khusus untuk bus Transjakarta.

Ketika itu, saya melirik arloji di tangan kiri yang menandakan pukul 17.49 WIB. Alias, tiga menit lagi menjelang waktu buka puasa untuk wilayah Jakarta (17.52 WIB). Kebetulan, setiap kerja, saya selalu bawa bekal dari rumah yang pada Ramadan ini berisi kolak, gorengan, dan air teh di botol mineral. Jadi, saya tidak khawatir jika tidak keburu sampai kantor dan harus buka di tengah jalan.

Karena penasaran dengan aktivitas mereka, saya pun memarkirkan sepeda motor di sisi bengkel yang tidak jauh dari lampu merah. Tak lama, tiga dari empat pria itu menuju warung untuk membeli minuman untuk berbuka puasa. Satu petugas lagi tetap berjaga di tengah jalan sambil menenteng gelas air mineral yang mungkin berisi teh manis di tangan kanannya dan tongkat yang bisa nyala berwarna merah di tangan kiri.

Tentu, mengamati pemandangan tersebut membuat naluri jurnalis saya bekerja. Apalagi, di tas saya selalu tersedia kamera DSLR yang biasanya saya gunakan untuk merekam peristiwa di dunia olahraga untuk tugas kantor. Langsung saja saya ingin menyeberang untuk memotret satu petugas yang sedang bekerja.

Hanya, ketika hendak melangkah, dari kejauhan terdengar azan magrib. Alhasil, saya urungkan niat menuju seberang jalan dan berbalik mencari bangku kosong untuk buka puasa. Seusai meneguk teh manis yang ketika buka puasa rasanya sungguh manis itu, saya memerhatikan ketiga petugas itu menuju waurung.

Sambil membidikkan kamera, saya pun mengabadikan berbagai momen mereka meneguk minuman dengan terlihat keringat seperti jagung yang membasahi pakaian mereka. Tapi, salah satu dari ketiga petugas itu ternyata memergoki saya yang asyik memotret akibat suara kamera yang terdengar lirih di antara klakson kendaraan di perempatan tersebut.

"Buka dulu mas," tutur salah satu petugas itu kepada saya.

"Iya pak udah nih," tutur saya yang salah tingkah karena ketahuan.

"Dari media mas?"

"Ga. Saya kebetulan lewat."

"Oh... Kirain media. Kami dari tadi lihat mas asyik moto-moto."

"He he he. Ga pak. Saya blogger pak. Ini iseng aja kebetulan lewat sini, jadi ya saya foto-foto. Saya izin foto Anda dan petugas lainnya yang sedang buka ya pak."

"Silakan mas. Sini aja gabung. Nih ada kolak."

"Terima kasih pak, kebetulan saya juga bawa."


*        *        *
KARENA sudah ketahuan, saya pun akhirnya nimbrung dengan mereka bertiga. Maklum, niat awal saya untuk foto candid alias diam-diam. Tak lama, rekan petugas yang ingin saya potret di tengah jalan itu datang sambil membeli makanan di warung. Di sisi lain, petugas yang tadinya duduk gantian, menuju seberang jalan untuk berjaga di jalur busway.

Yupz, ternyata mereka aplusan berjaga di jalur busway. Jadi, meski sudah waktu buka puasa atau ishoma (istirahat, salat, makan), harus tetap ada yang bertugas. Itu dilakukan mereka setiap hari dari pagi hingga pukul 21.00 WIB. Menurut petugas yang saya lupa tanya namanya, itu sudah dilakukan dalam beberapa bulan terakhir agar jalur busway steril.

"Sebenarnya puasa atau hari biasa sama saja. Banyak pengendara yang nekat menerobos masuk jalur busway," kata salah satu petugas saat berbincang dengan saya. "Tapi, untuk puasa ini memang jadi lebih banyak. Apalagi pas sore mau buka, mereka (pengendara) alasannya pengen cepat-cepat sampai."

Rekan satunya sambil menyeruput kolak -atau bubur, saya lupa tidak lihat jelas- itu menambahkan, "Kalo berdiri seharian ditambah ga makan dan ga minum mah itu biasa mas. Malah, kami sering menghadapi yang luar biasa pas siang-siang panas dan puasa. Ada pengendara yang maki-maki karena tidak dikasih lewat. Tapi ya bagaimana, ini sudah tugas yang apapun itu harus dilaksanakan tanpa pandang bulu."

Seraya mengunyah tahu goreng dan bala-bala yang saya bawa dari rumah beserta cengek, saya pun mendengar penuturan ketiganya dengan antusias. Terutama karena adanya peraturan baru yang membuat petugas penjaga jalur busway harus tegas.

"Siapa pun itu, mau DKI 1 (Gubernur), kepolisian, TNI, pelat RFS, atau pejabat lainnya, ya tidak boleh lewat jalur busway. Pengecualian untuk RI 1 (presiden), RI 2 (wakil presiden), dan kendaraan dinas berpelat RI. Begitu juga dengan Ambulans dan mobil pemadam kebakaran, itu prioritas karena untuk menolong orang," ujar salah satu petugas yang gantian istirahat, sementara tiga rekan lainnya sudah lebih dulu berjaga di seberang jalan.

*        *        *

SAKING asyiknya ngobrol membuat saya lupa waktu. Sebab, saat melirik arloji, sudah menunjukkan pukul 18.35 WIB. Itu berarti, saya harus menyudahi perbincangan dan melanjutkan ke tempat kerja. Sambil menuju sepeda motor, saya melihat petugas itu sedang bersender sambil melonjorkan kakinya yang mungkin lelah setelah seharian berdiri.

Di seberang jalan, terlihat ketiga rekannya yang sudah buka puasa kembali bertugas menghalau kendaraan yang tampak ngeyel. Bahkan, beberapa di antaranya ada yang sampai beberapa meter di hadapan petugas baru membelokkan kendaraannya. Padahal, di depannya terpampang besar rambu-rambu bahwa jalur busway khusus untuk bus transjakarta.

Tentu, pemandangan ini sudah lumrah karena terjadi sehari-hari dengan mereka saling bergantian jaga saat istirahat. Tapi, bagi saya, yang biasanya tidak memerhatikan keberadaan petugas di jalan, sudah pasti jadi pengalaman berkesan bisa turut berbincang dengan mereka. Khususnya terkait peraturan tegas di jalan raya hingga kendaraan gubernur sekalipun akan diusir jika nekat masuk jalur busway.

*        *        *

Sore hari di sudut ibu kota...

*        *        *
Jalan K.H. Hasyim Ashari


*        *        *
Nikmatnya teh manis setelah seharian berpanas-panasan di tengah jalan

*        *        *
Petugas penjaga jalur busway saat buka puasa

*        *        *
Sepeda motor yang diperingati untuk ke jalur yang sebenarnya

*        *        *
Ketiga penjaga jalur busway yang bergantian dalam bertugas saat buka puasa

*        *        *
Kadang-kadang ada yang nyelonong masuk di belakang bus transjakarta

*        *        *
Artikel terkait Ramadan:

2016
Pengalaman Ngabuburit di RPTRA Krendang yang Memiliki Berbagai Fasilitas untuk Anak-anak

2015
Jika Ini Ramadan Terakhir
Tujuh Permainan Tradisional yang Asyik untuk Ngabuburit
Tujuh Perlengkapan Mudik yang Harus Dibawa dengan Sepeda Motor
20 Tahun Tipe-X Meriahkan Jackloth Lebaran 2015
Merajut Kebersamaan dalam Bukber BRId dan Ketupat Indosat
Mencari Hilal: Tontonan Sekaligus Jadi Tuntunan Film Berkelas
Mengunjungi Masjid Hidayatullah yang Bersejarah dan Dikeliling Gedung Bertingkat
Horor di Jembatan Penyebarangan Kalideres

2014
Buka Bersama ICI: Dari, Oleh, dan untuk Interisti

2013
Medesu

2012

2011
Usai Lebaran: Hati-hati Terhadap Jerat Rayuan Rentenir

*        *        *
- Jakarta, 1 Juli 2016

4 komentar:

  1. Keren Mas, laporannya. Langsung dari tekapeh.
    Etapi, Mas, kerjanya shift malam ya. Magrib baru mau menuju kantor.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hi hi hi
      iya mbak, kebetulan lewat jadi iseng2 motret n tanya2 mereka :)

      Hapus
  2. walau puasa tetap menunaikan pekerjaannya dengan tanggung jawab ya. Lengah sedikit saj abisa fatal nantinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, salut sama kerja keras mereka yang pantang menyerah :)

      Hapus

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)