Dr Inge Permadhi memberi tips untuk rekan-rekan blogger saat buka bersama |
Maklum ,jika sebelumnya tubuh kita telah terbiasa mendapat asupan saat sahur dan berbuka saja, saat lebaran, tubuh kita harus kembali menyesuaikan diri dengan pola makan semula. Alhasil, tentu sangat penting bagi kita, terutama orangtua yang harus memahami metabolisme tubuh agar dapat memberikan asupan gizi dan air yang sesuai. Khususnya, jika kita memiliki anak yang masih kecil.
Fakta itu saya dapatkan ketika mengikuti buka puasa bersama blogger yang diadakan Danone Indonesia di Restoran Locanda, Jakarta Pusat, Sabtu (25/6). Dalam talkshow bertema "Optimalisasi Asupan Gizi dan Air saat Bulan Puasa dan Hari Raya" itu turut menghadirkan Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGk (K) yang merupakan dokter spesialis gizi klinik.
"Pola makan yang berubah pada saat berpuasa dan hari raya mendorong tubuh kita melakukan penyesuaian," Inge, mengungkapkan. "Keluarga memiliki peran yang sangat berarti dalam menjaga asupan gizi dan air. Khususnya, orangtua harus dapat memastikan hidangan sahur dan buka puasa keluarga dengan berpedoman pada gizi seimbang. Nah, pada Hari Raya, kita selaku orangtua juga wajib menjaga agar anggota keluarganya tetap memperatahankan keseimambangan asupan gizi maupun hidrasi."
Apa yang dikatakan dokter jebolan Universitas Indonesia ini beralasan. Sebab, adakalanya setelah lewat Ramadan, pola makan kita tidak terkontrol. Bahkan, tidak jarang, pas lebaran, kita malah "dendam" untuk makan sebanyak-banyaknya usai salat Ied setelah 30 hari sebelumnya jam segitu sedang menahan lapar dan haus. Termasuk saya pribadi yang setelah berlebaran langsung menyendok dua piring ketupat beserta opor, hehehe :)
"Gizi tidak boleh kekurangan maupun kelebihan, karena keduanya dapat mengganggu kesehatan," Inge, menambahkan. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, mengungkapkan bahwa satu dari tiga anak usia sekolah, cenderung bertubuh pendek. Ini merupakan indikasi kekurangan gizi menahun yang dapat berisiko pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Data lain, menunjukkan, 45 persen wanita Indonesia usia produktif (termasuk ibu hamil) mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) yang dapat memengaruhi produktivitas dan berisiko mengalami gangguan kehamilan. Sebaliknya, data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi berat badan berelebih (overweight) dan obesitas pada populasi dewasa di Indonesia mencapai 13,5% dan 15,4%.
Ironis, mengingat overweight dan obesitas dapat menyebabkan risiko predominan penyakit degernartif seperti jantung, kanker, diabetes, ataupun stroke, yang meningkatkan risiko kematian. Kondisi ini tidak lepas dari fakta, masyarakat Indonesia cenderung mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori, garam, gula, dan lemak jenuh (referensi Survei Diet Total -SDT- 2014).
"Saat sahur atau berbuka, Anda juga dapat menambahkan segelas susu yang merupakan sumber protein dan kalsium sebagai bagian dari gizi seimbang. Susu merupakan minuman pelengkap yang mudah dicerna, praktis, dan ekonomis, untuk membantu melengkapi kecupukan gizi pada semua usia," kata Inge, dalam diskusi bersama puluhan blogger yang mayoritas kaum hawa.
Ya, meski talkshow ini didominasi wanita, bukan berarti tidak ada kaum adam yang hadir. Saya dan beberapa rekan blogger pria turut hadir, baik itu sendiri atau saat menemani istrinya. Maklum, sebagai pria -dan calon kepala keluarga- saya harus memerhatikan asupan gizi untuk anak-anak, kelak. Khususnya, menerapkan pola 2-4-2 saat puasa agar tubuh kita terhidrasi. Tepatnya, minum dua gelas saat berbuka, empat gelas malam hari, dan dua gelas waktu sahur.
Pada saat yang sama, Arif Mujahidin selaku Communications Director Danone Indonesia, mengatakan, "Sebagai perusahaan yang memiliki komitmen untuk mendukung kesehatan melalui makanan, selain menyediakan aneka produk berkualitas tinggi, kami juga secara berkesinambungan memberikan edukasi mengenai gizi seimbang dan hidrasi kepada masyarakat. Buka puasa bersama Danone Indonesia yang menghadirkan ahli gizi dan hidrasi ini merupakan salah satu wujud dari komitmen tersebut."
Pernyataan dari mantan jurnalis ini menegaskan bukti dari konsistensi Danone Indonesia sebagai salah satu perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia yang memiliki misi memberikan kesehatan kepada penduduk di muka bumi. Kebetulan, saya tidak asing dengan Danone Indonesia yang memiliki tiga divisi utama pada air minum dalam kemasan dan minuman non karbonasi, nutrisi untuk awal kehidupan, dan nutrisi medis.
Maklum, sejak kecil hingga kini di saat beberapa rekan sebaya memiliki anak kecil, produk dari Danone Indonesia selalu mengiringi saya. Mulai dari Aqua yagn sudah jadi minuman air kemasan yang generik, Nutricia, SGM, Bebelac, Nutrilon, Lactamil, dan Mizone. Bahkan, saya sudah pernah mengunjungi pabrik Aqua di Ciherang, Bogor, Jawa Barat pada 25 April 2015 dan turut menghadiri AJA V di Thamrin Nine Ballroom (15 Desember 2015).
* * *
Restoran Locanda jadi tempat acara yang diselenggarakan Danone Indonesia |
* * *
Registrasi acara bertema "Optimalisasi Asupan Gizi dan Air saat Bulan Puasa dan Hari Raya" |
* * *
Rekan blogger Haya Aliya Zaki berpose dengan backdrop produk Danone Indonesia |
* * *
Rekan blogger Amada Princesa bersama putrinya |
* * *
Lima ciri air minum yang aman untuk dikonsumsi |
* * *
Livetweet yang dilakukan rekan blogger, Lita Chanlai dan Kurnia Amelia |
* * *
Suasana acara Buka Bersama Blogger dengan Danone Indonesia |
* * *
Diskusi tentang nutrisi saat puasa antara blogger dengan Inge |
* * *
Livetweet dari Liswanti Pertiwi dengan hashtag #BincangGizi yang jadi trending topic |
* * *
Rekan-rekan blogger |
* * *
Rekan-rekan blogger |
* * *
Sesi tanya jawab blogger dengan Inge dan Arif Mujahidin |
* * *
Foto bersama Inge dan Arif |
* * *
Foto bersama rekan-rekan blogger dengan Inge dan Arif |
* * *
Artikel terkait Grup Danone:- (Esai Foto) Anugerah Jurnalistik Aqua V: Apresiasi untuk Blogger
- Aqua Tak hanya Sekadar Memproduksi Air Mineral
* * *
- Jakarta, 27 Juni 2016
fotonya banyak, pinjem ya satu buat posting
BalasHapusambil aja mbak, atau mau yang hi-res ntar saya inbok ya :)
Hapus