TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Teh Javana

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol
Tampilkan postingan dengan label Teh Javana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teh Javana. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 April 2016

(Esai Foto) Wings Journalist Award: Ketika Blogger Bersanding dengan Jurnalis




RINAI yang membasahi ibukota pada Kamis (31/3) tidak membuat jalanan lenggang. Sebaliknya, kemacetan kian bertambah akibat banyak pengemudi sepeda motor yang berteduh di kolong jembatan tanpa memerdulikan kendaraan lain di belakangnya.

Sambil mengendarai roda dua kesayangan, saya pun membelah jalan menuju kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Yupz, setelah berpeluh ria antara keringat akibat macet dengan tetesan sang dewi hujan, akhirnya saya tiba di lantai lima dari mal elite tersebut.


*       *       *

Sesampainya di Lounge XXI Plaza Senayan untuk registrasi, saya pun melirik jam di ponsel, ternyata baru pukul 09.50 WIB. Berarti, masih ada waktu 10 menit sebelum acara dimulai.

*       *       *

"Silakan langsung masuk mas," ujar Dadan Sutiana perwakilan dari Wings Corp. Oh ya, blogger pemilik blog www.dadansutiana.blogspot.co.id ini sempat saya panggil "mbak". Tepatnya ketika Dadan memberi informasi acaranya sehari sebelumnya. Maklum, saat itu, kebetulan saya sedang di jalan jadi tidak terlalu fokus.

*       *       *

Mata saya langsung tertuju pada botol minuman raksasa berwarna oranye. Oh ya, Floridina merupakan minuman kemasan dengan bulir jeruk asli dari Florida produksi Wings Food. Kebetulan, saya tidak asing lagi dengan perusahaan yang didirikan sejak 1949 ini. Maklum, saya dan keluarga memang kerap menggunakan produk mereka. Mulai dari mie, kopi, pewangi, sabun, hingga deterjen.

*       *       *

Seusai puas memotret ke seluruh penjuru dari ruangan serbaguna bioskop ini, saya pun larut dalam perbincangan bersama beberapa rekan blogger. Ada Ani Berta yang merupakan mentor saya diikuti Dewi Sulistyawati, Agung Han, Elisa Koraag, dan Suci Risalah. Kehadiran kami untuk mengikuti tiga rangkaian acara.

1. Workshop Perkembangan Strategi Komunikasi Pemasaran Digital dan Prakteknya dalam Industri
2. Peluncuran Web Series Perdana F.O.G Mission
3. Penganugerahan Wings Journalist Award 2016

*       *       *

Sesi pertama dibuka Hifni Alifahmi mengenai teknik pemasaran suatu produk yang dikolaborasikan dengan sosial media. Pakar komunikasi dari Universitas Indonesia ini mengungkapkan, "Suatu produk yang ingin diiklankan harus dikemas dengan sangat teliti. Agar, setelah dipasarkan bisa jadi cerita seperti halnya Floridina yang memiliki ciri khas di mata konsumen (masyarakat). Yaitu, jeruknya asli dari Florida."

*       *       *

Selanjutnya, giliran Robin Malau. Saya agak gimana gitu, lupa-lupa ingat dengan sosok yang identik memakai kaca mata ini. Setelah pikir sejenak akhirnya saya ingat. Ternyata, Robin merupakan eks gitaris Puppen. Waktu masih membaca Hai pada pertengahan 1990-an, saya tidak asing dengan band tersebut hingga akhirnya agak menyayangkan ketika Marcell Siahaan memilih solo karier.

"Untuk bertahan di dunia digital seperti saat ini, kuncinya pada kreativitas dan pemahaman (bekerja)," tutur pemilik akun twitter @lowrobb ini. "Saya berbicara begini karena saya sudah mengalaminya langsung saat bekerja di tim twitter Indonesia dan Google Hangout. Selain itu, inovasi juga sangat penting demi perkembangan produk atau perusahaan lebih dikenal."

*       *       *

Sesi pertama diakhiri penjelasan Aristo Kristandyo, Group Head of Marketing Beverages Wings Food. Sosok yang sudah saya temui pada tiga acara berbeda sepanjang 2015 itu menerangkan secara gamblang korelasi produknya, Floridina, dengan pembuatan web series.

"Ini berdasarkan kami melihat perkembangan komunikasi digital yang sangat pesat. Maka, Floridina menerapkan new way of marketing campagin berupa web series dengan gamification yang membuat penonton bisa memilih jalan cerita video yang ditontonnya," Aristo, menuturkan. "F.O.G Mission menyampaikan nilai bahwa setiap orang harus memiliki keberanian untuk memperjelas kualitas dirinya meski harus melalui berbagai rintangan. Ini sesuai dengan brand story Floridina, yaitu 'Jelas asalnya, jelas kualitasnya'."

*       *       *


Dalam kesempatan itu, Aristo juga memperkenalkan David Budiatmadja yang jadi sutradaranya.

*       *       *

Untuk bisa menyaksikan web series yang berjumlah 13 episode dengan durasi 5-7 menit ini, kita bisa menyimak di www.floridina.com atau di laman youtube Wings Indonesia

*       *       *

Ternyata, salah satu pemain dari web series itu merupakan mc pada acara berlangsung! Duh, saya baru tahu setelah memasuki 3/4 acara, yaitu Ricky Wattimena. Tiga pemeran lainnya yaitu, Velove Vexia, Surya Lee, dan Harold Pama yang juga turut hadir dan duduk tepat di belakang kursi saya.

*       *       *

Aristo juga mengungkapkan sejarah berdirinya Wings Corp atau PT Sayap Mas Utama yang berdiri sejak enam dekade lalu hingga kini menjelma jadi salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia.

*       *       *

Konsistensi dan inovasi membuat Wings Corp memiliki 38 brand yang hadir dalam empat kategori: Home Care, Fabric Care, Personal Care, dan Food-Beverages. Dari Sabang sampai Merauke, siapa sih yang tidak memakai Wings?

Top Coffee merupakan salah satu teman saya dalam begadang menyelesaikan pekerjaan, Kecap Sedaap sahabat semua masakan, Mie Sedaap bisa disebut sebagai mi instan sejuta umat bagi saya. Sementara, di dapur tersedia So Klin, Super Sol, Zync, hingga Kodomo yang merupakan shampoo sejak kecil. 

*       *       *

Sebagai salah satu perusahaan raksasa di Indonesia, Wings tidak ketinggalan untuk memberikan penghargaan edukasi. Salah satunya dengan menyelenggarakan Wings Journalist Award. Yaitu, apresiasi untuk jurnalis dan blogger. Yupz, saya salut dengan Wings yang menyamakan kami, para blogger untuk bersanding dengan jurnalis.

Berikut, enam kategori Wings Journalist Award:
- Best Content
- Best Historical View/Cultural Content
- Best Business Feature
- Best Lifestyle Feature
- Best Photo
- Best Blog Writing

*       *       *

Ternyata, ada karya milik rekan blogger yang bersanding dengan jurnalis dalam kategori foto. Yaitu, Cahyanto Chan yang memiliki alamat di www.ngapak.id.

*       *       *

Pada sesi pamungkas, Dewi keluar sebagai juara satu bersama Agung (runner-up). Keduanya memang dikenal sebagai blogger yang konsisten dalam menulis. Bahkan, hari itu kali ketiga secara beruntun saya bertemu Dewi di tempat yang berbeda. Untuk Agung, saya sudah tidak asing lagi karena dalam beberapa tahun terakhir rutin mengikuti acara blogger.
*       *       *

Menjelang acara berakhir, ada lima doorprize untuk peserta yang hadir. Ani disebut pertama karena jadi penanya terbaik. Di sisi lain, saya sempat kaget ketika nama saya juga disebut dalam pengundian tersebut. Ternyata, saya jadi salah satu yang beruntung bisa membawa pulang voucher yang kebetulan malam harinya dipakai untuk belanja akhir bulan.

*       *       *

Setelah pengundian doorprize, acara pun berakhir. Saya masih singgah di Lounge tersebut untuk berbincang dengan beberapa rekan blogger. Ketika melirik waktu di ponsel yang sudah menunjukkan pukul 13.30 WIB, saya mengundurkan diri karena harus kembali bekerja.

Dari teras Plaza Senayan, langit tampak cerah. Saya pun menyusuri jalan menuju Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) yang letaknya hanya beberapa meter. 

*       *       *


*       *       *
- Jakarta, 6 April 2016

Jumat, 27 November 2015

Teh Javana Candi ke Candi 10K: Lomba Lari Perdana yang Kedepankan Unsur Budaya Indonesia


Suasana konferensi pers "Teh Javana Candi ke Candi 10K"


LARI merupakan salah satu kegiatan yang rutin saya lakukan nyaris setiap hari. Yaitu, lari mengelilingi lingkar luar Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK). Biasanya, saya lakukan pada sore hari, sekitar pukul 15-16.00 WIB. Ya, bukan hal aneh mengingat kantor tempat saya bekerja memang satu atap dengan stadion terbesar di Indonesia itu.

Berdasarkan perhitungan melalui aplikasi di ponsel saya, untuk mengelilingi GBK sekitar 800 meter biasa ditempuh 3-5 menit. Sejauh ini, "prestasi" terbaik saya maksimal 4.800 meter alias 4,8 km. Hanya, enam kali memutari GBK bisa terbilang jarang. Khususnya, cuma dilakukan saat libur mengingat faktor L. Alias lelah kalau terlalu lama.

Untuk sehari-hari, biasanya saya cukup maksimal tiga kali saja (2.400 meter) yang itu pun sudah membuat pakaian basah kuyup. Namun, efek positifnya, setiap kali lari, kondisi tubuh saya jadi lebih segar dan semangat untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berlangsung hingga tengah malam.

Nah, bagaimana jika jarak tempuh lari mencapai 10 km? Dan, dilakukannya bukan di satu tempat seperti yang saya lakukan setiap hari di GBK. Melainkan, dari satu candi ke candi lainnya? Tentu, ini jadi pengalaman yang mengesankan. Lantaran, kita bisa berolahraga sambil wisata.

*      *      *

"TEH Javana Candi ke Candi 10K", Demikian, tema yang diusung produsen minuman ringan, Teh Javana, pada Minggu (29/11). Yaitu, lomba lari jalan raya yang terbagi dalam dua kategori, jarak 10 km dan 5 km dengan melewati lima candi. Yaitu, Candi Sewu, Candi Lumbung, Candi Bubrah, Candi Plaosan, dan Candi Prambanan.

Wow... Andai waktunya tidak bentrok, lantaran akhir pekan ini saya ada acara juga, pasti saya ikut. Sayangnya, karena sudah kadung janji untuk menghadiri suatu event pada malam minggu mendatang, terpaksa saya tidak bisa menghadiri "Teh Javana Candi ke Candi 10K".

Padahal, acaranya sangat menarik, memadukan olahraga, wisata, dan pengetahuan sejarah. Apalagi, untuk bisa berpartisipasi, cukup mudah. Lantaran, peserta cukup membayar Rp 75.000 untuk 5K dan Rp 100.000 (10K). Itu sudah termasuk paket lomba berisikan nomor lomba (BIB), Jersey, Topi, Tumbler, dan T-Shirt Javana.

Bagaimana dengan hadiahnya? Tentu, bikin ngiler! Untuk kategori 5K, juara pertama mendapat RP 5 juta, juara kedua (Rp 3,5 juta), dan juara ketiga (Rp 1,5 juta). Sementara, 10K lebih gile lagi, yaitu juara pertama bakal mengantongi Rp 10 juta, juara kedua (Rp 7,5 juta), dan juara ketiga (Rp 5 juta).

Hanya, untuk bisa memenangkannya, kita harus bisa bersaing dengan lebih dari 2.000 peserta lainnya dari seluruh Indonesia. Lumayan banyak juga. Namun, bagaimanapun, itu tantangan yang sangat menarik.

Itu seperti yang diungkapkan Aristo Kristandyo saat saya tanyakan pada konferensi pers "Teh Javana Candi ke Candi 10K" di FX Sudirman, Jakarta, Sabtu (21/11). Menurut pria yang menjabat sebagai Group Head of Marketing Beverages Wings Food -induk perusahaan Teh Javana-, selain lari, terdapat acara lainnya yang meliputi Festival Kuliner dan Festival Musik yang bertempat di Lapangan Brahma Candi Prambanan  tersebut. Rangkaian acara yang berlangsung sehari penuh itu akan ditutup Shaggy Dog, band asal Yogyakarta yang lagu-lagunya sudah sangat dikenal

Untuk itu, mereka bekerja sama dengan Tempo Impresario yang didukung Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB)  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud), Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Taman Wisata Candi (TWC), Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), Personil Kepolisian dan TNI, serta komunitas lari Jakarta deBrads dan komunitas lari Playon Yogya.

"Perhelatan lari wisata 'Teh Javana Candi ke Candi 10K' ini dilatarbelakangi semangat Teh Javana untuk mengangkat kekayaan Indonesia yang sudah dikenal di dunia. Seperti, teh dari Tanah Air yang sudah diakui kualitasnya oleh banyak negara," Aristo, mengungkapkan. "Untuk itu, Wings Food memilih candi ini jadi tempat pelaksanaan 'Teh Javana Candi ke Candi 10K'. Sebab, (Candi) Prambanan sudah diakui UNESCO sebagai warisan dunia atau world heritage sejak 1991."

Pernyataan senada diungkapkan Tito Prabowo, Race Director dari Tempo Impresario yang melaksanakan perhelatan lari wisata ini. Mereka bangga bisa bekerja sama dengan Teh Javana dan Wings Food untuk berpartisipasi dalam acara tersebut. "Sudah banyak acara lari dilakukan di Indonesia. Tapi, ini lain daripada yang lain karena 'Teh Javana Candi ke Candi 10K' sangat mengedepankan unsur budaya nusantara," ujar Tito, semringah.

Selain Aristo dan Tito, dalam konferensi pers itu turut menghadirkan dua narasumber lainnya. Yaitu, Desse Yussubrata yang menjabat sebagai Wakil Direktur Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia serta Rudi Rohmansyah selaku Race Committee dari Komunitas deBrads.

*      *      *
SEBAGAI blogger, penggemar olahraga, sekaligus pegiat media, apa yang dilakukan Teh Javana dengan mengadakan lomba lari dari candi ke candi ini sangat menarik. Itu membuktikan minuman ringan beraroma teh alami ini sangat konsisten mengkampanyekan Mana Indonesiamu.

Yupz, Mana Indonesiamu merupakan gerakan untuk mengajak seluruh masyarakat di Tanah Air untuk berbagi cerita melalui tulisan, quote, foto, dan video. Kebetulan, dalam enam bulan terakhir, saya kerap berpartisipasi dalam program mereka.

Nah, jika rekan blogger ada yang tertarik untuk berpartisipasi, bisa mengikuti beberapa link Mana Indonesiamu di bawah ini:

- Website: www.ManaIndonesiamu.com
- Fan Page resmi Facebook: https://www.facebook.com/manaindonesiamu/
- Akun resmi Twitter: @manaIDmu 
- Hashtag di media sosial: #ManaIndonesiamu, #manaIDmu
- Akun resmi Instagram: @manaIndonesiamu 

Sekadar informasi, Teh Javana merupakan produk dari Wings Food yang jadi bagian dari Wings Grup. Yaitu, perusahaan asli Indonesia yang berdiri sejak 1949 dengan produk home care, fabric care, dan personal care dengan salah satu yang saya kenal seperti So Klin.

Sejak 2003, Wings Food melebarkan sayapnya pada empat kategori utama. Yaitu, makanan (Mie Sedaap, Mie Sedaap Cup, Kecap Sedaap, dan Minyak Sedaap), kopi (TOP Coffee), minuman siap saji (Teh Rio, Ale Ale, Floridina, Power F, dan Teh Javana), serta minuman bubuk (Jas Jus, Segar Dingin, Tea Jus, dan Milk Jus).

Untuk informasi mengenai Teh Javana seperti berikut ini:
- Website: www.teh-javana.com
- Fan Page resmi Facebook: https://www.facebook.com/tehjavana
- Akun resmi Twitter: @tehjavana
- Akun resmi Instagram: @tehjavanahttps://www.instagram.com/tehjavana/

*      *      *
Teh Javana, minuman teh segar alami

*      *      *
Registrasi blogger dan media

*      *      *

Isi daftar hadir


*      *      *
Tiga brand ambassador dari Teh Javana

*      *      *
Suasana pendaftaran lomba lari di FX Sudirman

*      *      *
Total hadiah puluhan juta!

*      *      *
Desse Yussufbrata mewakili Kemendikbud menerima penghargaan simbolis dari Aristo Kristandyo (Wings Food)

*      *      *
Artikel sebelumnya:
- Antara Uang Rp 20.000, Petani, dan Teh Javana
- Tiga Dekade SoKlin Menemani Keluarga Indonesia

*      *      *
- Jakarta, 27 November 2015

Sabtu, 16 Mei 2015

Antara Uang Rp 20.000, Petani, dan Teh Javana


Teh Javana dan Rp 20.000 dengan ilustrasi pemetik teh (Sumber foto: Koleksi pribadi/ www.roelly87.com)

TEH merupakan salah satu minuman favorit di Indonesia. Hampir seluruh masyarakat kita mengkonsumsi hidangan yang memiliki sejarah panjang di Tanah Air. Tepatnya sejak abad 17 yang populer di kalangan raja hingga rakyat jelata. Saat ini banyak beredar jenis teh yang dijadikan minuman. Baik itu diseduh atau dikemas ulang seperti dalam botol dan kardus.

Salah satunya Teh Javana yang diproduksi PT Sayap Mas Utama (Wings Food) sejak Januari lalu. Meski baru empat bulan beredar, namun minuman teh beraroma melati ini mendapat sambutan luas dari masyarakat umum. Terbukti, Teh Javana masuk dalam Top 5 Brand Awareness, yang mampu bersaing dengan produk sejenis yang sudah lama beredar di Indonesia.

Bagaimana rasanya Teh Javana?

Sebagai blogger yang komitmen memegang asas jurnalistik, saya harus kritis untuk membuktikan apa yang saya tulis berdasarkan pengalaman demi postingan saya lebih bernyawa saat dibaca khalayak ramai. Alias tidak hanya sekadar "kata orang" ataupun referensi di Wikipiedia.

Jujur saja, sejauh ini saya baru sekali mengkonsumsi Teh Javana. Itu pun terjadi secara tidak sengaja. Alias ketika ingin membeli minuman teh sejenis di kios pinggir jalan, tidak ada. Saat itu, sekitar awal Maret lalu ketika saya sedang bertugas menuju sebuah stadion di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur.

Nah, berhubung haus, tentu saya memilih minuman yang ada saja yang dapat saya beli di warung. Yaitu, Teh Javana. Rasanya? Ya, saya harus mengakui tidak jauh beda dengan merek sejenis. Meski, aroma Teh Javana lebih kental dan segar ketika diminum saat dingin. Tapi, terdapat satu keunggulannya menurut saya, utamanya harga yang tergolong merakyat.

Saat itu, saya cukup mengeluarkan uang Rp 5.000 yang akhirnya mendapat kembalian Rp 2.000. Dua bulan berselang, saya baru benar-benar "ngeh" dengan Teh Javana saat mendapat undangan dari rekan blogger di komunitas Blogger Reporter, Ani Berta untuk menghadiri pameran "Gebyar Teh Javana Kebanggaanku" di Fountain Grand Indonesia, Rabu (13/5).

Dalam acara tersebut, saya kembali bertemu dengan Aristo Kristandyo, Group Head of Marketing Communication yang pekan sebelumnya turut menghadiri House of So Klin di Central Park (7/5). Berdasarkan penuturannya saat menjawab pertanyaan blogger dan media, Teh Javana, siap bersaing dengan produk sejenis di pasar Tanah Air.

"Kami bersyukur, secara penjualan (Teh Javana) sudah menunjukkan hasil positif. Ada peingkatan 15 persen sejak perkenalan Januari lalu," kata Aristo yang dengan ramah menyalami kami -para blogger dan media- saat makan siang di Restoran Suntiang. "Fokus kami saat ini untuk memperkenalkan brand Teh Javana secara luas baik masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, hingga blogger. Salah satunya dengan kampanye 'Mana Indonesiamu'."

Ya, dalam "Gebyar Teh Javana Kebanggaanku" yang berlangsung sejak 11 Mei hingga Minggu (17/5) ini turut dimeriahkan banyak program. Salah satunya mengenalkan website
ManaIndonesiamu.com yang berisi tentang keindahan alam, kuliner, seni dan budaya Indonesia yang dapat diakses secara umum.

Demi menguatkan informasi kepada masyarakat luas, Teh Javana juga menggandeng beberapa komunitas. Salah satunya Komunitas Historia Indonesia dengan kehadiran sang pendiri sekaligus sejarawan Asep Kambali. Saat itu, pria berusia 34 tahun ini turut memberikan pencerahan kepada kami.

Yaitu, korelasi antara Teh Javana dengan uang Rp 20.000 yang di bagian belakangnya terdapat petani yang sedang memetik teh! Mendengar penuturan Asep Kambali membuat saya tersadar. Bahwa, dibalik kenikmatan teh yang saya minum, termasuk Teh Javana, terdapat peran para petani melalui jerih payah mereka yang secara tidak langsung diberi penghargaan pemerintah melalui ilustrasi di uang kertas keluaran 2014.

*      *      *

Agenda Gebyar Teh Javana Kebanggaanku
Tempat: Fountain mal Grand Indonesia 3A

Sabtu, 16 Mei 2015
14.00 Accoustic Performance
15.00 Campus Presentation (Campus 5-8 for competition voting election)
17.00 Arak-arakan Teh Javana
18.00 Accoustic Live Performance

Minggu, 17 Mei 2015
12.00 Lomba Gambar Javana Kids with Drawing School
14.00 Accoustic Performance
15.00 Winner Ceremony (Campus Exhibitions, Smparthone Photography,  Lomba Gambar Javana Kids)
16.00 Music Clinic (Dewa Budjana & Tohpati)
18.00 Jamaica Cafe Live Performance
19.00 Performance Angela Nazar, Tohpati, & Dewa Budjana

*      *      *
Tentang "ManaIndonesiamu"
Website: www.ManaIndonesiamu.com
Facebook: manaIndonesiamu
Twitter: @manaIDmu
Instagram: @manaIndonesiamu 

*      *      *
Aristo Kristandyo (kanan) menjelaskan brand Teh Javana sudah mulai dikenal luas

*      *      *
Asep Kambali membeberkan riwayat teh di Indonesia

*      *      *
Menyimak penuturan Maudy Ayunda tentang Teh Javana

*      *      *
Suasana di Fountain mal Grand Indonesia

*      *      *
Pemenang lomba menulis dari media dan blogger

*      *      *
Rekan-rekan blogger dan media saat bersantap di Restoran Suntiang

*      *      *
Diorama yang sangat menarik

*      *      *
Pemandangan khas Indonesia disuguhkan Teh Javana dalam acara Gebyar Teh Javana Kebanggaanku

*      *      *
Teh Javana

*      *      *

*      *      *
Keterangan: Seluruh foto merupakan dokumentasi milik penulis (www.roelly87.com)

Sebelumnya:
- Tiga Dekade So Klin Menemani Keluarga Indonesia
*      *      *
- Cikini, 15 Mei 2015