TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Tapak Tilas di Parijs van Java

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Rabu, 20 September 2017

Tapak Tilas di Parijs van Java


Antusiasm masyarakat berfoto di landmark ikonik kawasan Braga
Klik untuk perbesar foto atau geser untuk melihat gambar lainnya


TEST event Asian Games 2018 untuk cabang squash resmi berakhir Sabtu (16/9). Sepekan sebelumnya, cabang panjat tebing sudah menyudahi uji coba jelang pesta olahraga antarnegara di Asia ini.

Itu setelah saya mendapat undangan dari Panitia Nasional Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) untuk meliput dua test event itu bersama rekan media liannya.  Test event panjat tebing berlangsung 6-10 September di Cikole, Lembang, (kabupaten) Bandung Barat. Sementara, test event squash dilaksanakan 9-16 September di Graha Tirta Siliwangi, (kota) Bandung.

Bagi saya, ini pengalaman perdana menyimak test event di luar Jabodetabek. Sebelumnya, test event mayoritas diselenggarakan di Jakarta dan Palembang yang jadi tuan rumah untuk Asian Games 2018.

Kebetulan saya tidak asing dengan Bandung baik itu kota atau dua kabupatennya. Secara, sempat tinggal lama di kawasan alun-alun pada pertengahan dekade 2000-an silam. Teranyar, pada September tahun lalu ketika menghadiri rekan kantor yang menikah (Artikel sebelumnya: Menikmati Senja di Taman Jomblo: Antara Mitos dan Fakta).

Bahkan, untuk test event di Cikole, lokasinya persis ketika saya mengunjungi kediaman Rahmad Darmawan pada 7 Juli 2013 (Artikel sebelumnyaRahmad Darmawan Sosok Penyayang Keluarga).

Dalam rombongan jurnalis yang meliput test event ini, dua di antaranya bersama saya sempat bermain paint-ball dengan pelatih yang akrab disapa RD tersebut (Artikel sebelumnya http://www.kompasiana.com/roelly87/sisi-lain-rahmad-darmawan-rd_552999bf6ea8346521552d04).

*          *          *

MENJELANG salat Jumat, kami tiba di Bandung usai berangkat dari kantor INASGOC di Wisma Serba Guna, Senayan (Artikel sebelumnya(Galeri Foto) Test Event Asian Games 2018). Langsung, kami menuju Masjid Al-Murabbi di kawasan Setrasari sambil beristirahat sejenak.

Usai melaksanakan kewajiban tersebut, saya menikmati es cincau di halaman masjid dengan arsitektur ikonik ini. Segelas es cincau ini sungguh segar. Sebab, dipadukan dengan susu dan es krim! Seumur-umur, baru kali ini merasakan sensasi cincau hijau dengan lelehan krim.

Menurut perwakilan INASGOC yang mendampingi kami, di Bandung memang surga-nya makanan dan minuman unik nan lezat. Ternyata benar. Es cincau itu jadi awal dari wisata kuliner kami selama di Bandung.

Pasalnya, dalam tiga hari itu, tidak hentinya kami menjelajahi setiap sudut depot kuliner. Mulai dari Ma' Uneh, Ayam Goreng Brebes, Tulang Jambal, hingga Bandrek Supratman yang legendaris.

Mungkin, tanpa bermaksud hiperbola, kalau seluruhnya ditulis, tidak akan cukup berlembar-lembar halaman. Yang pasti, petualangan disela-sela test event Asian Games itu jadi bagian dari sejarah yang bisa saya ceritakan kepada anak dan cucu, kelak.

Bisa dipahami mengingat saya merupakan penggemar kuliner dalam setiap perjalanan. Itu yang saya tulis di blog ini setiap kali mengunjungi daerah baru.

Mulai dari sudut sempit ibu kota, Bogor, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Malang, Banjarmasin, Makassar, Manado, Palembang, Padang, Medan, hingga Cardiff!


*          *          *  
SORE itu, langit di ibu kota Jawa Barat ini sangat cerah. Keramaian tampak di sudut jalanan dari kota yang dijuluki sebagai Paris van Java tersebut.

Secara perlahan kendaraan yang kami tumpangi membelah jalanan yang pada 62 tahun silam jadi saksi peristiwa bersejarah di kolong langit (Artikel sebelumnyaDi Bandung, Jokowi Kalah Populer Dibanding Ridwan Kamil).

Menyusuri setiap sudut kota Bandung memang mengasyikkan. Dulu, saya sering melakukannya berjalan kaki dengan sepeda motor dititipkan di Masjid Raya Bandung. Dari kawasan alun-alun itu, kami melangkah menuju tempat-tempat menarik dan sesekali eksotis.

Mulai dari Braga, Cihampelas, hingga Sukajadi. Setapak demi setapak. Sesekali setelah lelah, kami beranjak ke mal yang menyediakan layar untuk Jomblo yang ngehit berkat aksi tengil Ringgo Agus Rahman.

Jika jenuh dengan film nasional yang diserbu genre horror tapi mengumbar paha, kami mengalihkannya ke Hollywood. The Departed yang jadi remake Infernal Affairs jadi dambaan kami. Tak lupa, Casino Royals, Spider-Man 3, hingga Iron Man yang mengawali kesuksesan Marvel Cinematic Universe (MCU).

Tentu, satu dekade silam tidak seperti sekarang. Smartphone fiturnya masih terbatas. Jadi, ketika itu, kami benar-benar menikmati pemandangan Bandung yang memesona tanpa harus diganggu notifikasi di media sosial.

Hanya sekadar memotret lewat Nokia XPressMusic dan hasilnya di-save. Tanpa perlu harus diunggah ke facebook, twitter, atau instagram. Semudah itu menikmati hidup. Tidak terobsesi memikirkan like, komentar, RT, dan sebagainya.

Menjelang pergantian hari, belakang Gedung Sate jadi tempat favorit untuk nongkrong. Opsi lainnya, naik ke utara di kawasan Adipati Ukur untuk menyeruput expresso ditemani bacaan klasik (Artikel sebelumnya: http://www.kompasiana.com/roelly87/berlibur-ke-bandung-sambil-menikmati-koleksi-buku-klasik_550b40a0a33311226a2e416f).

Jika ingin mencari suasana lain, Braga jadi tempat melepas lelah sambil mendengar musik yang menghentak. Atau, jika benar-benar iseng, dengan Rocky yang seharusnya dipakai di medan terjal tapi cocok juga di jalanan yang mulus.

Tujuannya, apalagi kalau bukan mengamati perkembangan kembang yang bermekaran di Jalan ABC, Dalem Kaum, hingga Sudirman. Satu, dua, tiga, saya menghitung jari saya. Ternyata, momentum itu sudah lewat banyak tahun.

*          *          *

TIADA pesta yang tak pernah berakhir. Dari Gerbang Tol Pasteur, saya mengamati banyaknya kendaraan yang meninggalkan Bandung. Mayoritas berpelat B yang mungkin butuh hiburan.

Selepas magrib, kami pun berbaur dengan ribuan kendaraan lainnya menuju Jakarta. Yupz, selama gunung masih menjulang dan air sungai mengalir jernih, selalu tersedia kayu bakar...

*          *          *
Saya bersama rekan media dan perwakilan INASGOC untuk meliput
dua cabang yang melakukan test event Asian Games 2018

*          *          *
Suasana di depan Pasar Cermat Lembang pada dini hari WIB

*          *          *
Lorong di hotel tempat kami menginap yang sangat
memesona saking uniknya

*          *          *
Pagi yang indah ketika melongok dari kamar hotel di kawasan Lembang
dihadapkan pada suasana nan asri khas pedesaan

*          *          *
Salah satu menu favorit saya di Tulang Jambal, ayam gepuk yang superlezat

*          *          *
Wisata kuliner jelang pergantian hari di kawasan Cisangkuy

*          *          *
Bandrek dan Bajigur Supratman ini berdiri sejak 1958 di Jalan Supratman
yang kini dikelola generasi ketiga 

*          *          *
Kawasan Cicadas dengan latar panorama menyejukkan 

*          *          *
Trans Studio Bandung tampak jelas dari lantai 12 hotel di kawasan Riau 

*          *          *
Eksotisnya Taman Vanda dengan latar Museum Bank Indonesia

*          *          *
Salah satu toko perlengkapan rekreasi alam yang  ikonik di Jalan Sumatera

*          *          *
Sewindu silam, di salah satu gang di kawasan ini pernah memberi warna
hitam dan putih

*          *          *
Meski saya tidak suka ikan, tapi belum lengkap ke Bandung
kalau belum singgah ke Batagor Riri

*          *          *
Tanpa plat D, boks telepon umum ini membuat saya
berasa sedang berkeliling Cardiff dan London

*          *          *
Monumen Tank di Jalan Burangrang

*          *          *
Narsis sejenak di lantai lima Pasar Baru dengan latar Gunung Tangkuban perahu

*          *          *
Salah satu ikon menarik di Kota Kembang

*          *          *
Bandung identik dengan Maung alias 

*          *          *
Simbol Maung di pusat kota

*          *          *
Patung replika T-Rex di Taman Dinosaurus 

*          *          *
Tertibnya warga Bandung dalam berlalu-lintas di kawasan Pasteur

*          *          *
Pemandangann yang memesona dengan pengendara tertib ketika lampu lalu lintas
berwarna merah tanpa ada satu pun yang iseng berhenti di zebra cross

*          *          *

Artikel Selanjutnya
- Di Cihampelas Semua Berawal
- Suatu Ketika di Asia-Afrika
- Sulitnya Mencari Kembang Tahu di Kota Kembang

Artikel Asian Games
(Galeri Foto) Test Event Asian Games 2018
INASGOC Buka Pendaftaran Relawan untuk Asian Games 2018, Ini Persyaratannya
(Galeri Foto) Count Down Asian Games 2018 di Monas
Sisi Lain Kunjungan Jusuf Kalla ke Venue dan Wisma Atlet
GBK Bersolek Sambut Asian Games 2018
Di Balik Final Piala Presiden 2017
Sisi Lain Kemenangan Indonesia atas Thailand di Stadion Pakansari

Artikel Terkait Bandung
Menikmati Senja di Taman Jomblo: Antara Mitos dan Fakta
Di Bandung, Jokowi Kalah Populer Dibanding Ridwan Kamil
- Sisi Lain Rahmad Darmawan (http://www.kompasiana.com/roelly87/sisi-lain-rahmad-darmawan-rd_552999bf6ea8346521552d04)
Rahmad Darmawan Sosok Penyayang Keluarga
- Berlibur ke Bandung Sambil Menikmati Koleksi Buku Klasik (http://www.kompasiana.com/roelly87/berlibur-ke-bandung-sambil-menikmati-koleksi-buku-klasik_550b40a0a33311226a2e416f)

Edisi Jalan-jalan Lainnya
Sisi Lain Perjalanan ke Millennium Stadium
(Galeri Foto) Jembatan Ampera yang Memesona
(Galeri Foto) Sahur Perdana di Malioboro
40 Tahun Museum Taman Prasasti
Menikmati 4 B Khas Manado: Bubur, Boulevard, Bibir, dan Bunaken
Ke Bromo, (Aku) kan Kembali
Langkah Tanpa Wujud di Museum Bahari

*          *          *
- Jakarta, 20 September 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)