"Magnet Baitullah" bersama koleksi buku rekan blogger lainnya |
"TUJUAN dari menerbitkan buku 'Magnet Baitullah' ini untuk menuliskan peristiwa pada masa lalu dan hari ini yang kelask akan jadi catatan sejarah. Khususnya bagi penerus khadimul Masjid Jami An Nur," ujar Thamrin Dahlan mengungkapkan kepada saya dan rekan-rekan blogger.
Ya, pria kelahiran 7 Juli 1952 ini baru merampungkan buku terbarunya berjudul "Magnet Baitullah: Tiga Syarat Utama Memakmurkan Masjid". Kebetulan, saya bersama beberapa rekan blogger lainnya turut menghadiri peluncurannya di Masjid Jami An Nur, Jakarta Timur, Minggu (24/4).
Dalam acara tersebut, Thamrin turut mengundang Habib Umar bin Ahmad Al Hamid, Ustadz H. Lutfhi Rahman, dan Taufik Uieks. Nama terakhir merupakan sesama blogger yang hadir bersama Shulhan Rumaru, Rifki Feriandi, dan Muthia Alhasany.
Bagi saya, ini kali pertama menghadiri peluncuran buku atau acara yang berkaitan dengan blogger di masjid. Maklum, biasanya saya datang ke acara launching buku di mal, toko buku, atau perpustakaan. Meski begitu, saya tidak asing dengan masjid karena kerap mengunjunginya setiap Jumat, sementara untuk ibadah sehari-hari di musala dekat rumah.
Apalagi, sejak dulu saya sering menulis berbagai artikel yang berkaitan dengan masjid atau musala. Teranyar, pada ramadan tahun lalu ketika mengunjungi Masjid Hidayatullah yang lokasinya di pusat kota dan dikeliling gedung bertingkat di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Sebelumnya, saya malah singgah ke kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, saat ngabuburit sambil "nostalgia" film Lorong Waktu di Masjid Raya Baitussalam.
Itu mengapa saya sangat antusias membaca informasi peluncuran buku Thamrin di laman facebook-nya. Kebetulan, saya beberapa kali pernah mengunjungi kediaman dari mantan Direktur Pasca Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) ini.
"Buku 'Magnet Baitullah' ini merupakan model memakmurkan masjid pad tingkat RW atau Kelurahan. Diharapkan, para pengurus masjid bisa menjadikan buku ini sebagai referensi, yaitu bagaimana memakmurkan masjid di wilayahnya masing-masing," ujar Thamrin yang melalui facebook-nya sudah mengirim ribuan buku ke berbagai wilayah di Tanah Air. "Ini jadi bagian dalam Program Memakmurkan Satu Juta Masjid di Indonesia."
Dalam kesempatan itu, pria yang di kalangan blogger dikenal dengan panggilan "pak Te-de" -merujuk inisial namanya- ini melanjutkan, "Seandainya sahabat berkenan mengeluarkan infaq sebesar Rp 50.000 atau Rp 100.000, maka akan ada tiga sampai enam buku 'Magnet Baitullah' yang dihadiahkan secara gratis kepada pengurus masjid yang bersangkutan."
Pada halaman 199 dari "Magnet Baitullah", dijelaskan mekanisme "Program Memakmurkan Satu Juta Masjid di Indonesia". Jika ada yang tertarik untuk berpartisipasi bisa menginfakan dana ke Masjid Jami An Nur atas nama bendahara H. Pudjo Semedi di Bank Syariah Mandiri cabang Kramatjati, Jakarta Timur, dengan nomor rekening 7047990402. Buku jadi lebih murah apabila dicetak per paket 500 eksemplar dengan harga per buku hanyar Rp 17.200.
* * *
"MAGNET Baitullah" merupakan buku kedelapan yang diterbitkan Thamrin setelah purnatugas dari kepolisian dan BNN pada 2010. Tiga di antaranya sudah saya koleksi berjudul "Bukan Orang Terkenal", "Celotah Kompasianer TeDe", dan "Prabowo Presidenku".
Ya, sejak pensiun, Thamrin memang aktif sebagai blogger dengan membahas berbagai tema yang hangat di Tanah Air. Mulai dari kehidupannya sehari-hari, tenis yang merupakan olahraga favoritnya, hiburan, kesehatan, ekonomi, fiksi, hingga politik. Bahkan, dosen di Universitas Pancasila, Universitas Gunadarma, dan Akademi Perawatan Polri ini, rutin mengikuti acara blogger baik di dunia maya maupun dunia nyata.
"Sebagai pensiunan Polri, saya bangga bisa bergabung dengan kalian sesama blogger. Bagi saya, menulis di blog itu tidak hanya mengisi sehari-hari setelah pensiun. Atau juga demi mengatasi kepikunan seperti yang dialami orang seusia saya. Melainkan, menulis di blog agar bermanfaat bagi pembaca. Saya bangga bisa disebut sebagai blogger," Thamrin, menjelaskan.
Judul: Magnet Baitullah (Tiga Syarat Utama Memakmurkan Masjid)
Penulis: Thamrin Dahlan
Penerbit: Leutika Prio
Rilis: April 2016
Halaman: 202
ISBN: 978-602-371-172-7
* * *
Masjid An Nur di samping Polsek Ciracas |
* * *
Masjid An Nur tepat 50 tahun penanggalan Hijriah |
* * *
Koleksi "Magnet Baitullah" yang dibagikan gratis |
* * *
Isi daftar hadir bersama rekan-rekanblogger lainnya |
* * *
Suasana peluncuran "Magnet Baitullah" di beranda masjid |
* * *
Salah satu pembicara dalam rangkaian acara peluncuran "Magnet Baitullah" |
* * *
Thamrin bersama rekan blogger |
* * *
Foto bersama seusai acara |
* * *
Salah satu koleksi buku Thamrin yang saya miliki: "Prabowo Presidenku" |
* * *
Resensi Buku Thamrin Dahlan Sebelumnya:
- Celoteh Kompasianer TeDe 2 (Thamrin Dahlan)
- Bukan Orang Terkenal 1 (Thamrin Dahlan)
Resensi Buku Kompasianer Lainnya:
- Resensi Buku Hidup yang Lebih Berarti: Sosok Inspiratif untuk Dayakan Indonesia
- Celoteh Kompasianer TeDe 2 (Thamrin Dahlan)
- Bukan Orang Terkenal 1 (Thamrin Dahlan)
Resensi Buku Kompasianer Lainnya:
- Resensi Buku Hidup yang Lebih Berarti: Sosok Inspiratif untuk Dayakan Indonesia
- Resensi Novel Dian Kelana: Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI
- Jelajah Negeri Sendiri: Bertualang ala Reporter Warga
- Jelajah Negeri Sendiri: Bertualang ala Reporter Warga
- The Smilling Death: Senyuman Berbisa (Erri Subakti & Arimbi Bimoseno)
- Macaroon Love (Winda Krisnadefa)
- 15 November (Anazkia)
- Citizen Journalism (Pepih Nugraha)
- Ketika Tuhan Mengizinkan Aku Sakit (Christie Damayanti)
- Karma: Cepat Datangnya (Arimbi Bimoseno)
- 66 Jurus Mabuk Buat Ngeblog (Suka Ngeblog)
- Kompilasi Kompasianer (1)
- Mengintip Kasus Medis di Balik Ruang Praktek Dokter 1 (Posma Siahaan)
- Macaroon Love (Winda Krisnadefa)
- 15 November (Anazkia)
- Citizen Journalism (Pepih Nugraha)
- Ketika Tuhan Mengizinkan Aku Sakit (Christie Damayanti)
- Karma: Cepat Datangnya (Arimbi Bimoseno)
- 66 Jurus Mabuk Buat Ngeblog (Suka Ngeblog)
- Kompilasi Kompasianer (1)
- Mengintip Kasus Medis di Balik Ruang Praktek Dokter 1 (Posma Siahaan)
Resensi Buku Lainnya:
- Resensi Buku Fenomenologi Wanita Ber-High Heels
- Resensi Buku Fenomenologi Wanita Ber-High Heels
- "Who Moved My Cheese?" Belajar untuk Menyikapi Perubahan
- "Jakarta Banget" Mengupas Sisi Lain Kehidupan Jakarta
- "Tembang Cinta Para Dewi" Kisah Cinta yang Getir dari Dunia Wayang
- Kurt Cobain: Musik, Gaya Hidup, Narkoba, dan Kematian!
- Perempuan Tuna Rungu Menembus Batas: Kisah Inspiratif dari Angkie Yudistia
- The Last Empress: Sisi Lain dari Seorang Perempuan yang Berkuasa
- Empress Orchid: Kisah Selir yang Menyelamatkan Dinasti dari Keruntuhan
- Yakuza Moon: Potret Nyata Kehidupan Gadis Jepang
- "Jakarta Banget" Mengupas Sisi Lain Kehidupan Jakarta
- "Tembang Cinta Para Dewi" Kisah Cinta yang Getir dari Dunia Wayang
- Kurt Cobain: Musik, Gaya Hidup, Narkoba, dan Kematian!
- Perempuan Tuna Rungu Menembus Batas: Kisah Inspiratif dari Angkie Yudistia
- The Last Empress: Sisi Lain dari Seorang Perempuan yang Berkuasa
- Empress Orchid: Kisah Selir yang Menyelamatkan Dinasti dari Keruntuhan
- Yakuza Moon: Potret Nyata Kehidupan Gadis Jepang
Artikel terkait Masjid dan Musala:
- Mengunjungi Masjid Hidayatullah yang Bersejarah dan Dikelilingi Gedung Bertingkat
- Idul Fitri, Meriahnya Takbiran di Musholla Kami... - Mengunjungi Masjid Hidayatullah yang Bersejarah dan Dikelilingi Gedung Bertingkat
- Ketika Keberadaan Musholla di Mal Tak Lagi Terabaikan
- Mengenang Uje dan MZ di Bulan Ramadan
* * *
halo mas huda minta nomor hape doonk...nomernya hilang..hehe
BalasHapusasyik :)
Hapusada ape nih?
*cek fb yaaaaa