TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Menpora Imam Nahrawi

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol
Tampilkan postingan dengan label Menpora Imam Nahrawi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Menpora Imam Nahrawi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 13 Oktober 2018

Ada Raja Sapta Oktohari di Balik Kesuksesan Asian Para Games 2018


Raja Sapta Oktohari berbaur dengan rekan-rekan media di Tanah Air usai
memimpin rapat persiapan Closing Ceremony Asian Para Games 2018
di GBK Arena (Foto: TopSkor.id/Choirul Huda)


MALAM itu, langit ibu kota tampak cerah. Namun, tidak di kawasan ibu kota. Tepatnya di Gelora Bung Karno (GBK) Arena yang di dalamnya terdapat Main Press Center (MPC).

Di gedung yang berseberangan dengan Stadion Madya ini juga jadi markas bagi Panitia Nasional Penyelenggara Asian Para Games III/2018 (INAPGOC). Lewat GBK Arena ini, berbagai informasi terkait pesta olahraga antarpenyandang disabilitas sampai ke masyarakat.

Dari lantai dua, tampak keriuhan penggawa INAPGOC yang dipimpin Raja Sapta Oktohari. Pria yang akrab disapa Bang Okto ini sedang melakukan persiapan antardivisi untuk closing ceremony Asian Para Games 2018.

Namun, ketika menyaksikan belasan media yang hadir, Okto berhenti sejenak. Putra dari Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Oesman Sapta Odang ini menyambut kami dengan hangat.

“Silakan masuk teman-teman wartawan. Teman-teman, ini ada teman-teman wartawan yang hadir,” Okto mempersilakan kami, Kamis (11/10).

Sikapnya sangat simpatik. Tanpa dibuat-buat.

Okto menemui kami untuk menyalami satu-persatu. Tak lupa, sosok yang jadi promotor tinju dunia termuda ini meminta Wakil Ketua INAPGOC Sylviana Murni untuk melanjutkan acara.

“Maaf teman-teman. Agak malam ya. Namun, kami setiap hari begini. Selesai pertandingan, ada rapat dan evaluasi untuk hari berikutnya. Biasanya kami melakukan koordinasi hingga dini hari. Tak jarang, ada beberapa (anggota INAPGOC) yang menginap di GBK Arena,” Okto, menjelaskan.

Sebagai Ketua INAPGOC, tugas yang diemban Okto tidak mudah. Pria yang 19 Oktober mendatang genap 43 tahun ini mengakui banyak tantangan dalam menyelenggarakan Asian Para Games 2018.

Bisa dipahami mengingat tuntutan masyarakat sangat besar. Itu terkait euforia kesuksesan Asian Games 2018 yang berakhir 2 September lalu.

Namun,  Okto berhasil menjawab keraguan tersebut dengan tuntas. Itu ditegaskan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi yang menyebut Asian Para Games 2018 ini berhasil mewujudkan tiga kesuksesan.

Yaitu, prestasi, penyelenggaraan,  dan legacy.

Untuk prestasi, Indonesia sudah meraih 33 emas. Alias, jauh melampaui target dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menetapkan 16 emas.

Pun demikian dengan penyelenggaraan yang tergolong lancar sejak awal. Bahkan, antusiasme masyarakat untuk menyaksikan Asian Para Games 2018 sangat besar.

Itu bisa terlihat dari melubernya beberapa venue. Masyarakat bangga dengan perjuangan atlet di Asian Para Games 2018 yang mampu menembus keterbatasan.

“Untuk legacy, hasilnya bisa terlihat mulai saat ini hingga beberapa generasi mendatang. Kami ingin memberikan warisan yang nyata. Misalnya, dari sikap, bagaimana dengan Asian Para Games 2018 ini, masyarakat lebih perduli dengan saudara-saudara kita yang menyandang disabilitas,” kata Okto,  dengan nada bergetar.

“Begitu juga dari segi fisik. Seperti, fasilitas yang saat ini sudah bagus harus ditingkatkan lebih lanjut. Misalnya, akses ke dan menuju venue bagi penonton penyandang disabilitas. Kami harap,  setelah Asian Para Games 2018, fasilitas umum untuk penyandang disabilitas jadi lebih ramah.”

Hingga hari ketujuh, Asian Para Games 2018 tergolong sukses. Kredit khusus patut diberikan kepada Okto sebagai ujung tombak.

Namun, bukan berarti, pesta olahraga antar penyandang disabilitas edisi ketiga ini sempurna. Berdasarkan catatan TopSkor.id, ada beberapa hal minor dari Asian Para Games 2018. Ya, tiada gading yang tak retak.

Mulai dari akreditasi untuk peliput, transportasi, hingga tiket. Fakta itu diakui Okto.

Menurutnya, sebagai Ketua INAPGOG, sudah tentu Okto bertanggung jawab penuh. Pria yang memimpin Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2011-2015 ini menilai ada kekurangan dalam penyelenggaraan Asian Para Games 2018.

“Itu mengapa, setiap selesai pertandingan pada malam hari hingga dini hari, kami lakukan evaluasi. Kami rapat antardivisi agar pada hari berikutnya bisa lebih baik lagi. Ini yang kami lakukan terus, terus, dan terus,” ujar Okto yang dari kantung matanya terlihat tampak lelah akibat kurang tidur demi membuat Asian Para Games 2018 berlangsung lancar.

Faktanya, Okto setiap hari ada di berbagai venue. Pengusaha berdarah Minang-Bugis ini tidak hanya menyaksikan pertandingan saja.

Melainkan turut memberi dukungan langsung kepada atlet yang bertanding. Okto juga memboyong keluarganya untuk menonton ke stadion.

“Bahkan, ibu saya setiap hari selalu ada di venue. Misalnya, bulu tangkis atau renang ketika Jendi Panggabean meraih medali emas,” Okto, menambahkan.

“Kalau saya, jujur saja. Awalnya tidak tega untuk menyaksikan mereka. Namun,  seiring waktu berjalan,  saya jadi terbiasa. Apalagi, mereka (atlet) itu enggan dikasihani. Sebab, teman-teman atlet disabilitas ini ingin membuktikan di tengah keterbatasannya itu, mampu untuk berjuang.”

Raja Sapta Oktohari setiap hari berkeliling venue ke venue untuk
mendukung 
atlet Indonesia di Asian Para Games 2018.
(Foto: TopSkor.id/Choirul Huda)


Ya, adagium lawas mengatakan, air yang deras bisa menenggelamkan tapi juga membuat perahu berlayar hingga mengelilingi samudera. Begitu juga dengan manusia.

Di tengah keterbatasan fisik atau mental, atlet Indonesia di Asian Para Games 2018 sukses mengharumkan Merah-Putih. Okto menyebut mereka sebagai pahlawan luar biasa.

“Saya bangga dengan perjuangan mereka,” tutur Okto sambil sambil menjawab pesan masuk dari salah satu pengurus cabang olahraga (cabor) di smartphone-nya yang meminta untuk menghadiri victory ceremony.

“Kalau mau jujur, saya melihatnya saja tidak sanggup. Namun, mereka mampu menjalaninya seperti biasa. Itu membuktikan semangat dan mentalitas teman-teman atlet harus kita tiru. Wajar jika pak presiden memberi apresiasi dengan bonus sama untuk peraih Asian Para Games 2018 seperti Asian Games 2018,” ucap Okto, bergelora.

Presiden Jokowi menegaskan, bonus peraih medali Asian Para Games 2018 akan diterima sebelum keringat atlet kering. Pahlawan Indonesia di sektor olahraga itu akan mendapatkannya Sabtu (13/10) pagi ini di Istana Presiden.

Namun, bagi yang belum meraih medali pun tidak perlu berkecil hati. Presiden melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tetap memastikan jerih payah mereka tetap mendapat apresiasi dari pemerintah.

“Pak Menpora Imam Nahrawi menyampaikan pesan dari pak Jokowi. Untuk teman-teman atlet yang belum meraih medali Asian Para Games 2018 tetap dapat bonus,” lanjut Okto.

Dalam catatan TopSkor.id, pemerintah melalui Kemenpora memberikan apresiasi kepada setiap atlet yang tampil di Asian Games 2018 tapi tidak meraih medali sebesar Rp 20 juta. Itu berarti, jumlah tersebut bakal sama dengan atlet Asian Para Games 2018.

“Kita berdoa untuk atlet Indonesia bisa meraih hasil yang terbaik. Apalagi, setelah ini sudah ditunggu Asean Para Games 2019 di Filipina dan puncaknya Paralimpiade 2020 Tokyo. Hasil positif yang diraih atlet Indonesia di Asian Para Games 2018 jadi bekal untuk menghadapi dua event tersebut,” kata Okto, optimistis.***

- Jakarta, 13 Oktober 2018

Rabu, 21 Maret 2018

Terima Kasih, Kevin/Marcus!


Menpora Imam Nahrawi menyerahkan bonus Rp 250 juta kepada
Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon
atas keberhasilan menjuarai All England 2018. (Foto: TopSkor.id/Choirul Huda)


PROSES tidak pernah mengkhianati hasil. Demikian, pernyataan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi saat menyambut Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Pasangan yang akrab disapa Minions itu tiba di Tanah Air, Selasa (20/3) lewat Terminal 2D Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Tepatnya, usai menempuh perjalanan belasan ribu kilometer dari Birmingham, Inggris, sejak sehari sebelumnya. Sontak, rencana kedatangan Kevin/Marcus mendapat perhatian dari rakyat Indonesia. 

Termasuk, pemerintah yang diwakilkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Bisa dipahami mengingat Kevin/Marcus tiba dengan membawa oleh-oleh luar biasa dari Negeri Ratu Elizabeth tersebut. Yaitu, gelar All England 2018 yang diraihnya usai menjungkalkan Mathias Boe/Carsten Mogensen pada final yang berlangsung Minggu (19/3).

Kevin/Marcus hanya butuh 42 menit untuk mengeliminasi wakil Denmark tersebut. Sekaligus, meraih gelar beruntun setelah pada All England 2017 sukses menumbangkan Li Junhui/Liu Yuchen (Cina).

“Mewakili pemerintah, saya mengucapkan selamat kepada Kevin/Marcus atas keberhasilan mempertahankan gelar ini. Hasil positif di All England 2018 ini jadi modal utama kita untuk menyambut Piala Thomas, Kejuaraan Dunia, Asian Games 2018, dan Olimpiade 2020 Tokyo,” kata Imam, semringah.

Dalam kesempatan itu, Imam memberikan bonus kepada Kevin/Marcus sebesar Rp 250 juta. Untuk pelatih, menerima bonus Rp 100 juta.

Hadir pada penyambutan itu, Ketua Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Wiranto, Wakil Ketua Umum PBSI Alex Tirta, Chef de Mission (CdM) Asian Games 2018 Syafruddin, Deputi Kemenpora Peningkatan Prestasi Olahraga Mulyana, Deputi Kemenpora Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, keluarga Kevin dan Marcus, serta puluhan suporter Indonesia yang memadati bandara.

Kevin/Marcus tiba bersama pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi, Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiharto, dan segenap perwakilan PBSI. Kendati lelah, akibat perjalanan belasan jam, senyum selalu tersungging dari wajah Kevin/Marcus.

Termasuk, momen langka Marcus yang tertawa hingga terbahak-bahak. Itu terjadi ketika Wiranto mencandai keduanya usai memberikan hadiah. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) ini iseng mengintip isi suvenir tersebut.

“Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menyambut ganda putra yang mampu mempertahankan gelarnya di All England. Semoga, prestasi mereka tidak berhenti sampai di sini. Namun, justru lebih berkembang di masa mendatang,” Wiranto, mengungkapkan.

Usai seremoni di bandara, Menpora mengajak Kevin/Marcus dan keluarganya, perwakilan PBSI, dan puluhan awak media untuk santap malam di salah satu restoran di kawasan Ancol, Jakarta Utara.

“Kesuksesan Kevin/Marcus di All England jadi kebanggaan bagi kita semua. Tentu, kami ingin mentradisikan penghargaan kepada atlet dan pelatih yang berprestasi. Terima kasih, Kevin/Marcus, pelatih, dan PBSI. Semoga (atlet) lainnya bisa mengikuti jejak Kevin/Marcus,” tutur Imam, optimistis.


Ya, selamat untuk Kevin/Marcus. Semoga dengan kesuksesan di All England 2018 bisa dilanjutkan pada berbagai turnamen penting lainnya. Terutama, Piala Thomas pada 20-27 Mei mendatang dan Asian Games (18 Agustus-2 September).***


*         *         *
Marcus mengakui, tidak mudah untuk mempertahankan gelar di turnamen sekelas
All England. Namun, dengan kesungguhan tekad, mereka bisa mencapainya kembali.
(Foto: TopSkor.id/Choirul Huda)

*         *         *
Kevin tak menyangka bisa meraih All England secara beruntun.
Menurutnya, juara di turnamen bulu tangkis tertua di kolong langit ini
jadi salah satu pencapaian terbesar dalam kariernya. (Foto: TopSkor.id/Choirul Huda)

*         *         *
Kevin dan Marcus dengan medali All England yang jadi impian setiap
pebulu tangkis di dunia. (Foto: TopSkor.id/Choirul Huda)

*         *         *
Pelatih Ganda Putra Herry Iman Pierngadi menerima bonus Rp 100 juta dari Imam
yang didampingi Ketua PBSI Wiranto dan Wakapolri Syafruddin.
(Foto: TopSkor.id/Choirul Huda)

*         *         *
Momen langka! Marcus tertawa lepas ketika Wiranto kepo ingin
mengetahui isi di suvenir tersebut. (Foto: TopSkor.id/Choirul Huda)

*         *         *
Wartawan PBSI Amelia Widya tak kenal lelah mewartakan sejak di Birmingham,
Inggris,  hingga ketika Kevin/Marcus tiba di Tanah Air.
(Foto: TopSkor.id/Choirul Huda)

*         *         *
Suasana santai dalam perjamuan makan malam di lambung pesawat Boeing 737
Seri 400 di salah satu restoran di kawasan Ancol. (Foto: TopSkor.id/Choirul Huda)

*         *         *
Kevin tos dengan Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang kini
jadi juru bicara Kemenpora. (Foto: TopSkor.id/Choirul Huda)

*         *         *
Marcus bersama kekasihnya, Agnes Amelinda Mulyadi.
(Foto: TopSkor.id/Choirul Huda)

*         *         *
Selpiiiiih dengan rekan-rekan media di Tanah Air yang meliput kedatangan
Kevin/Marcus di bandara bersama Menpora Imam Nahrawi

*         *         *
- Jakarta, 21 Maret 2018

Selasa, 13 Februari 2018

Hampir Bikin Menpora Jantungan, Ini Balasan yang Diterima Firman Abdul Kholik


Menpora Imam Nahrawi menyalami Firman Abdul Kholik
(Foto: www.roelly87.com)


SUASANA penuh haru menyelimuti sambutan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) atas kehadiran tim putra dan putri Indonesia. Pahlawan Merah-Putih itu baru saja tiba dari Malaysia usai mengikuti Badminton Asia Team Championships (BATC) 2018 pada 6-12 Februari lalu di Alor Setar.

Usai menjejakkan kaki di Bandara Soekarno-Hatta, pahlawan tepok bulu itu langsung menuju Gedung Kemenpora, Senin (12/2). Mereka disambut Menpora Imam Nahrawi, Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto, Deputi Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, dan Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Mulyana.


Namun, momen keharuan itu tiba-tiba pecah. Tidak lain karena Imam mencari-cari keberadaan Firman Abdul Kholik. 

“Ini yang bikin jantung saya hampir copot. Firman, coba jelaskan bagaimana bisa tertinggal 14-20 pada game ketiga berbalik unggul 21-20,” ujar Imam saat menyalami Firman yang disambut tawa seluruh yang hadir.

Pebulu tangkis 20 tahun ini menjawab dengan tersenyum, “Saya main nothing to lose, saja pak.”
Firman merupakan penentu kemenangan Indonesia atas Korea Selatan di semifinal BATC 2018. Saat itu, dia tampil pada partai kelima menghadapi Lee Dong-keun.

Game pertama dimenangkan Firman dengan 22-20. Pada set kedua, giliran peringkat 38 dunia itu yang unggul 21-11.

Pada game penentuan, Firman sempat tertinggal enam poin dari Lee yang membuat senam jantung jutaan rakyat Indonesia yang mengikuti hasil pertandingan di lini masa twitter. Situasi ini jadi kritis mengingat Firman yang diharapkan bisa menentukan kemenangan Merah-Putih.

Sebab, sebelumnya Jonatan Christie dan Mohammad Ahsan/Angga Pratama menang, tapi Ihsan Maulana Mustofa dan Hendra Setiawan/Rian Agung Saputro kalah. Beruntung, Firman memiliki mental baja seperti Manchester United yang menjuarai Liga Champions 1998/99 dan AC Milan (2006/07).

Tertinggal 14-20 tidak membuatnya panik. Perlahan tapi pasti, Firman pun mengejar ketertinggalan itu dengan balik memukul Lee 22-20.

“Meski tidak disiarkan langsung, tapi beberapa adegan yang menegangkan hampir saja membuat jantung saya copot. Tidak hanya jantung, (tapi) hati saya juga hampir copot. Alhamdulillah, bendera Merah-Putih berkibar di Malaysia untuk mempertahankan gelar,” kata Imam dengan penuh kebanggaan.

Firman yang terus disebut Menpora hanya bisa tersenyum. Pria kelahiran Banjar, Jawa Barat, ini pun merendah dengan menyebut kemenangan di semifinal berkat doa seluruh rakyat Indonesia.

“Terima kasih sudah menyambut kedatangan tim. Saya bangga dengan tim, PBSI, Kemenpora, dan pemerintah Indonesia yang telah memberi dukungan kepada kami. Harapan kami, semoga pemerintah terus mendukung kemajuan bulu tangkis,” Firman, mengungkapkan.

BATC 2018 merupakan kualifikasi untuk Piala Thomas dan Uber yang berlangsung pada 20 hingga 27 Mei mendatang di Bangkok, Thailand. Indonesia membawa oleh-oleh dari Malaysia sebagai juara bertahan tim putra setelah dua tahun lalu mengalahkan Jepang di final. 

Di sisi lain, tim putri memang terhenti di semifinal dari Jepang. Namun, penampilan Apriyani Rahayu dan kawan-kawan sangat luar biasa melewati pencapaian pada BATC 2016.


Prestasi yang dicapai tim putra dan putri membuat Imam bangga. Mewakili pemerintah, Menpora pun mengucurkan bonus Rp 5 miliar bagi segenap elemen yang telah mengharumkan Indonesia.

“Perjuangan kalian di Malaysia sudah disiapkan pemerintah dengan memberikan bonus Rp 5 miliar. Nanti, PBSI yang akan mendistribusikan kepada 42 orang dalam tim, termasuk pelatih. Ini tradisi baru, sebab dua tahun lalu bahkan empat tahun silam belum diberikan. Ini murni baru kami mulai pada 2018,” ujar Imam, semringah.***

*        *        **        *        *

*        *        *
Artikel Terkait:
-
-
*        *        *
- Jakarta, 13 Februari 2018