DUNIA kangouw -rimba persilatan- selalu mengingatkan. Tanpa menukar jurus -adu pedang- tidak akan jadi sahabat. Itulah kalimat kiasan yang selalu ada dalam cerita silat. Baik karya Jin Yong, Liang Yusheng, Kho Ping Ho, hingga Bastian Tito.
Tentu, dalam era sekarang, sudah tidak jamak menenteng pedang, golok, atau tombak. Sebaliknya, untuk jadi pendekar, cukup membawa pulpen, recorder, kamera, hingga smartphone. Mereka tidak lagi menggoresnya melalui pahatan di batu atau prasasti. Melainkan, cukup bersilat tangan melalui gadgetnya masing-masing. Bisa itu smartphone, PC, atau laptop.
Ya, dunia telah berubah. Namun, tetap pendekar sejati selalu dikenang banyak orang. Kwee Ceng, Yo Ko, Thio Sam Hong, Thio Bu Ki, Leng Bwe Hong, hingga Lu Soenio.
* * *
SEMUA berawal dari saling tukar pendapat di kolom komentar. Kali ini bukan di dunia kangouw, melainkan cukup di suatu wadah jurnalisme warga. Itu terjadi sejak empat tahun silam. Tepatnya, ketika bunga persik bermekaran pada 2011.
Saya memanggilnya bang Edu. Nama lengkapnya Edu Krisnadefa. Atau, di blog keroyokan dikenal dengan nama pena, Krisna Lazuardi. Saat itu, saya mengira dirinya sebagai penggemar musik. Lantaran sering menulis hal tentang musik, terutama rock. Bersama, beberapa rekan blogger yang biasa saya kenal seperti Trihito Eribowo dan Bubup Prameshwara.
Sejak itu, kami larut berbincang tentang musik. Perbedaan usia lebih dari satu dekade di antara kami tidak menjadi soal.
Hingga, ketika saya melihat wajahnya di televisi dan mencocokkan dengan foto profilnya, sangat mirip. Ternyata, dia merupakan salah satu jurnalis senior di harian olahraga terkemuka. Tak jarang, suami dari Winda Fitriani, blogger kondang yang identik disapa Emak Gaoel ini, wara-wiri di televisi nasional sebagai komentator.
"Dulu, sebelum di (Harian) TopSkor, ane lama di (Majalah) Sportif, rul," tutur Edu kepada saya pada 26 November 2011. Itu terjadi ketika saya menghadiri Workshop Menulis dan Blogging Kampung Fiksi yang diprakarsai Winda dan komunitas Kampung Fiksi di Bekasi Cyber Park, Jawa Barat. Dalam acara itu juga, saya mengenal seluruh anggota Kampung Fiksi. Termasuk, Deasy Maria, yang beberapa bulan kemudian menelurkan komunitas IDKita bersama Christie Damayanti, Tovano Valentino, Aulia Gurdi, Vema Syafei, dan sebagainya.
"Ane gabung di Kompasiana karena hobi nulis aja. Selain kerjaan, juga disalurin di blog," kata Edu, semringah. "Asyik bisa diskusi bareng Trihito, Bubup, Yayat, pak Dian (Kelana), (Hazmi) Srondol, Babeh (Helmi), dan lainnya. Ga cuma sepak bola, tapi juga musik. Kalo sekarang ini, nemenin istri yang ngadain acara sama komunitasnya."
Saat itu, saya hanya manggut-manggut saja. Kebetulan, meski setahun sebelumnya sudah bergabung di Kompasiana, tapi belum terlalu intens. Namun, ketika Edu menyebut pernah bekerja di Sportif, ingatan saya langsung melayang belasan tahun silam.
Maklum, pada akhir dekade 1990-an hingga pertengahan 2000-an, Sportif yang memiliki format majalah olahraga mingguan (dan dwiminggu) sangat populer. Kalau saya tidak salah ingat -lantaran memori terbatas karena saat itu saya masih berseragam putih biru- Sportif bersanding dengan Majalah Liga Italia yang merupakan cikal-bakal sekaligus "saudara tua" Harian TopSkor.
Dulu, pulang sekolah, sambil menyaksikan MTV Ampuh dan Planet Football, saya sering membolak-balik Sportif dan Liga Italia. Eh, tidak nyangka, belasan tahun kemudian bisa berbincang dengan salah satu sosok jurnalisnya!
Ya, Edu dikenal sebagai jurnalis, blogger, sekaligus rocker yang ketika SMA sempat membentuk band. Namun, bagi saya, dalam tiga tahun terakhir, pria kelahiran 16 Februari 1975 ini merupakan rekan blogger, mentor, senior, sekaligus atasan di kantor.
Tanpa perkenalan dengan penggemar Lazio ini, saya belum tentu bisa lancar membuat reportase dan opini.
* * *
"RUL, nanti liputan jangan lupa temui 'si A' -narasumber- ya. Ntar bikin alurnya ini, itu. Ketemu langsung rul, samperin. Harus Eksklusif. Jangan doorstop," demikian kalimat yang beliau sampaikan kepada saya setiap hendak melakukan tugas.
Harus eksklusif. Dari sumbernya langsung tanpa berasal dari humas atau aspri. Ya, itu merupakan ciri khas dari media tempat saya bekerja. Itu mengapa berkat gemblengannya -bersama beberapa redaktur- di kantor, berhasil saya terapkan juga sebagai blogger. Yaitu, tulisan yang saya buat harus eksklusif. Berupa, foto yang saya abadikan sendiri serta komentar dari yang pihak yang bersangkutan.
Hanya, di dunia ini tiada yang abadi. Tiada pesta yang tak berujung. Tiada perjamuan yang tak berakhir.
Demikian, kebersamaan saya dan Edu di kantor. Itu karena sejak Minggu (29/11), wartawan sepak bola bergelar S2 bidang Hukum Bisnis UI ini, izin pamit. Edu akan melanjutkan petualangannya "di dunia kangouw" dengan suasana baru.
Meski sudah tidak satu atap, bagi saya Edu tetaplah Edu. Yaitu, rekan blogger, mentor, senior, dan salah satu sahabat terbaik saya. Ibarat pendekar, Edu merupakan sosok Bun Bu Coan Cay yang berarti ahli silat sekaligus sastra.
Ya, selamat bertugas di tempat yang baru, bang.
* * *
Edu bersama rekan blogger pada Kompasianival 2011 di FX |
* * *
Edu ketika jadi komentator di salah satu tv nasional |
* * *
Edu bersama rekan blogger Zulfikar Akbar dan Wijaya Kusumah (Om Jay) dalam peluncuran buku Peri Bersayap |
* * *
* * *
Edu bersama Presiden FC Internazionale Erick Thohir |
* * *
- Hari Ini Setahun yang Lalu: Selamat Jalan Bang Faqih
- Resensi Novel Macaroon Love
- Menulis dan Mengarang Cerpen ala Winda Krisnadefa
- Akhir Pekan Bersama Kampung Fiksi
Artikel Blogger Lainnya:
- Christie Damayanti
- Tiga Dara
- Vema Syafei
- Hazmi Srondol
- Aulia Gurdi
* * *
- Senayan, 1 Desember 2015
Wah ada suaminya Emak Gaoel nih :)
BalasHapushi hi hi
Hapusmereka pasangan blogger yang populer mbak :)
Salut buat bang edu... Smg isa banyak belajar dari sosok beliau...
BalasHapusyupz, beliau itu asyik
Hapusdiajak ngobrolin bola oke, ngeblog pasti, dan musik banyak referensinya :)
punya sosok yang bisa dijadiin mentor tuh emang asyik banget yah mas, semacam punya pegangan gitu, iya gak sih, hehhe
BalasHapusAku cuma tahu bang Edu ini suaminya emakgaoel aja, tok gitu doang :3
hi hi hi
Hapussaya malah tahunya winda itu istrinya blogger gaul, tok gitu doang :3
Wah suami istri sama-sama aktif ngeblog ya :)
BalasHapusiya mbak, bahkan katanya mereka ketemu awalnya di media sosial (dulu) :)
Hapuswah enak banget kalau punya .. senior sekaligus mentor yang sudah malang melintang di dunia kangouw ...
BalasHapusbisa mendapatkan banyak jurus2 baru ...
he he he
Hapusbeliau itu kayak yo ko di trilogi rajawali: serba bisa silat dan juga sastra :)
Saya mengakui, ada keasyikan tersendiri bila membaca postingan blog seorang wartawan. TFS ya Mas :)
BalasHapusaiiiiih, blogger mbak :)
Hapuskalo yang saya tulis ini emang wartawan senior sekaligus atasan saya