Air mancur yang memesona di Alun-alun Monumen Tugu Malang |
MALANG merupakan sebagai kota yang sejuk. Maklum, berdasarkan geografisnya di malangkota.go.id, kota berjulukan "Switzerland Van Java" terletak di ketinggian antara 440 - 667 meter diatas permukaan air laut (MDPL). Namun, meski lokasinya diapit berbagai pegunungan, Malang juga bisa banjir lho.
Nah, itu jadi anomali ketika saya mengunjungi "Kota Bunga" itu pada akhir November lalu. Meski, tidak aneh juga mengingat beberapa waktu lalu, Bandung yang juga memiliki ketinggian 675 - 1.050 MDPL pun sempat tergenang banjir.
Oke, lupakan banjir. Biarlah itu jadi domain pemerintah kota (pemkot) setempat. Yang pasti, ini baru kali pertama saya mengunjungi Malang. Asyik juga kotanya. Kecil tapi padat. Bisa dipahami mengingat Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya.
Itu mengapa Malang bersama kota Batu dan kabupaten Malang jadi destinasi utama pelancong dalam dan luar negeri. Salah satunya, saya yang sempat bertualang di kota yang jadi markas Arema Cronus tersebut.
Malang juga dikenal sebagai pusat sepak bola. Selain Arema, juga ada Persema Malang dan Sekolah Sepak Bola terkenal, Aji Santoso International Football Academy (ASIFA) yang sempat saya temui di Malang dan juga Jakarta, pekan lalu.
Malang memiliki luas sekitar 110 km persegi yang lebih kecil dari kotamadya Jakarta Barat (127 km2). Mereka dipimpin Mochamad Anton sebagai walikota yang bermarkas di Jalan Tugu 1, yang menurut GPS di smartphone saya berjarak sekitar 200 meter dari Stasiun Kereta Api Malang.
Sayangnya, saya kurang begitu mengenal walikota Malang. Beda dengan walikota Batu, Eddy Rumpoko, yang kerap saya temui di Jakarta. Maklum, Eddy termasuk salah satu pengurus Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Nah, di Taman Alun-alun Tugu yang terletak di depan Kantor Walikota Malang itu jadi salah satu tujuan utama saya. Kebetulan, tamannya indah dan bersih dari sampah. Apalagi, saat itu Minggu malam yang membuat taman dipenuhi banyak remaja.
* * *
SEPERTI kota besar lainnya, di Malang juga terdapat banyak tempat hiburan malam. Mulai dari pub, bar, cafe biasa, karaoke, diskotik, hingga yang plus-plus. Udara yang dingin pada malam hari membuat berbagai tempat hiburan itu dipadati pengunjung. Apalagi, lokasi mereka tersebar di berbagai penjuru dan mayoritas warga Malang, khususnya pemuda-pemudi, sudah khatam."(Malang) ga kalah sama Surabaya, Bandung, atau Jakarta, rul," tutur rekan seperjuangan saya sejak dulu yang saat itu jadi guide. Seusai ngalor-ngidul di sebuah cafe di dekat Alun-alun Kota (akan saya buat di edisi sealnjutnya), kami bertiga menyusuri berbagai kawasan eksotis tersebut.
Ya, intinya mencari angin di kota Malang tidak ada salahnya. Terlebih, kami sudah lama tidak bertemu lebih dari enam tahun. Biasanya, hanya berinteraksi via facebook atau whatsapp saja.
"Itu *** salah satu tempat dugem asyik di sini. Kalo mau, ntar ditemenin suami gw. Gw ngantuk mau balik ke hotel," tuturnya menunjuk Jalan Jaksa Agung Suprapto yang berada di utara.
Saya yang mendengar celotehannya hanya mengiyakan biar cepat. Padahal menolak. Bisa dipahami mengingat risih juga kalau wisata malam sampai harus pakai guide segala. Meski, saya mereka berdua sudah kenal lama sejak masih di Borneo hingga Tanah Andalas.
Alhasil, dengan menumpang mobil sewaan, kami bertiga hanya melihat dari luar saja dari jendela terkait gemerlapnya Malang pada malam hari. Setelah lelah mencoba cemilan khas Malang di berbagai sudut jalanan, kami pun pulang. Saya ke hotel yang tak jauh dari stasiun dan mereka menuju penginapan dekat Lapangan Brawijaya.
* * *
Suasana dini hari depan Balai kota dan Alun-alun Tugu |
* * *
Kantor Wali Kota Malang |
* * *
Keramaian di taman alun-alun Tugu |
* * *
Odong-odong di salah satu jalan |
* * *
Pusat penjualan merchandise Arema Cronus |
* * *
Patung Tiga Singa depan Stasiun Malang |
* * *
Sentra Kuliner Sriwijaya |
* * *
Simpang Pattimura menuju utara |
* * *
Santap malam dengan Bakso Bakar Jagoan |
* * *
SELESAI? Tentu saja tidak. Sebab, setelah berpisah dari mereka, justru petualangan saya baru akan dimulai. Ya, usai mandi dan menaruh kamera -ga mungkin ke tempat gituan bawa DSLR- saya pun berangkat. Sejuknya udara pada dini hari WIB itu jadi teman setia saya dalam perjalanan menuju barat kota Malang...
* * *
Artikel Sebelumnya:- (Prolog)
- Candi Jago
- Air Terjun Coban Pelangi
- Bromo...
- Kawah Bromo
- Bukit Teletubbies
- Pasir Berbisik
- Keliling Malang
- Wisata Malam
- Kuliner
- Reuni
- (Epilog) Di Balik Ngebolang ke Bromo dan Malang
Artikel Terkait Wisata Malam Lainnya
-
-
-
* * *
- Jakarta, 19 Desember 2016
Seru ga Ke malang nya buahahaha
BalasHapusseru banget :)
Hapushehehe
Keren-keren,, sudah lama aku pengen sekali pergi ke Malang.. Selain penasaran dengan kotanya, aku penasaran dengan baksonya. hehe
BalasHapusPemandangannya keren2 nih mas, bila nanti aku kesampean ke Malang, pengen maen ke tempat ditas :)
Btw, salam kenal ya :)
siappp mas, ditunggu reportasenya keliling Malang :)
HapusMak nyus banget tuh bakso bakar.
BalasHapusjadi ngiler liat bakso bakar ya mas :)
Hapushehehe
ya ampun itu siapa yang foto? Orang lagi naik mobil bak, lagi nungging begitu difoto hahahahahah......
BalasHapus