![]() |
Noel menjelaskan cara meracik kopi lebih nikmat |
AROMANYA yang kuat, rasanya mantap, tempatnya elegan, pelayanannya ramah, dan banyak lagi. Itu alasan saya kerap mengunjungi kedai kopi Starbucks. Ya, bagi saya dan mayoritas umum, Starbucks bukan sekadar perusahaan penjual kopi di tempat atau secara kemasan. Melainkan, sudah menjadi merek "generik".
Sebab, banyak di antara kita yang misalnya ingin menyeruput kopi sambil bersantai atau bertemu relasi, pasti mengatakan "ketemu di Starbucks". Padahal, bisa jadi, itu bukan Starbucks, tapi kedai kopi dengan merek lainnya. Fakta itu membuktikan Starbucks sebagai gerai kopi yang sangat populer di masyarakat.
Biasanya, saya menyeruput secangkir kopi di gerai Starbucks di dekat rumah, seperti Hayam Wuruk dan Cideng. Atau, jika tengah kerja di sekitaran kantor di kawasan Senayan, baik itu FX atau Sency. Ya, di beberapa gerai itu, saya bisa menyelesaikan pekerjaan sambil
Kini, pilihan saya terhadap gerai dari perusahaan yang sudah ada di Indonesia sejak 2002 ini bertambah satu. Itu sejak saya mendapat undangan dari Blogger Reporter Indonesia (BRID) untuk mengikuti syukuran pembukaan cabang teranyar Starbucks di Hotel Holiday Inn Express di JI Expo, Jakarta Pusat, Sabtu (29/8).
* * *
TIDAK seperti biasanya, siang tadi cuaca sangat terik. Peluh keringat bercucuran deras di atas sepeda motor sepanjang jalan dari kediaman saya menuju area JI Expo. Ditambah lagi, macet yang memang sudah santapan sehari-hari. Lengkaplah sudah.
Singkat kata, setelah muter-muter mencari lokasi di lokasi yang kerap dijadikan ajang Pekan Raya Jakarta (PRJ) ini, akhirnya saya sampai. Sempat celingak-celinguk
Tak lama, saya bertemu dengan rekan blogger Arie Ardiansyah yang dikenal dengan Catatan Si
Skip, skip, skip... Setelah nyaris kumpul dengan 14 rekan blogger lainnya yang merupakan undangan BRID, termasuk tiga admin, Kang Arul, Rosid, dan Syaifuddin Sayuti, kami pun diperkenalkan dengan perwakilan Starbucks. Ternyata, Rhesya menjabat sebagai Digital Marketing Manager Starbucks Indonesia. Awalnya, saya kira wanita berbintang Libra ini sebagai travel blogger. Saat itu, Rhesya ditemani beberapa personel Starbucks, termasuk Immanuel S Souhoka (Store Manager).
Dalam sambutannya itu, mereka menjelaskan sejarah berdirinya Starbucks hingga membuka gerainya di Tanah Air sejak 13 tahun silam. Menurut Immanuel, saat ini sudah lebih dari 200 cabang yang tersebar di berbagai kota di nusantara. Wow!
Oh ya, saya bukan penggemar kopi. Namun, sehari saya bisa menghabiskan tiga gelas kopi bahkan lebih andai pas puasa Juni lalu tidak "diultimatum" dokter untuk mengerem minum kopi agar lambung sehat kembali. Jadi, saya pun kurang begitu paham ketika Rhesya dan Immanuel menerangkan resep dan cara meracik kopi agar lebih nikmat.
Jujur saja, bagi saya, menikmati kopi paling nikmat itu ada tiga kategori: Waktu bangun tidur pada pagi hari, saat kantuk menyerang menjelang pergantian hari yang bertepatan dengan deadline, dan
Nah lho, jadi kehadiran saya untuk apa? Sekadar, ikut-ikutan saja atau menunggu waktu luang? Tentu saja tidak, kalau seperti itu, lebih baik saya menghabiskannya dengan malam mingguan. Melainkan, kedatangan saya untuk
* * *
SETELAH memberi penjelasan yang disambut antusias para blogger, Rhesya dan Immanuel menyuguhkan kami berbagai makanan dan minuman sambil mempersilakan foto-foto di sekitar gerai. Saat itu pula, naluri saya sebagai blogger bekerja. Dengan pendekatan persuasif ala Inspektur Lau Kin Ming -Andy Lau- dalam "Infernal Affairs", saya pun "menculik" Immanuel dengan mengajaknya ke sudut ruangan.
Di bawah todongan
"Kenapa harga secangkir Starbucks mahal? Saya butuh mengeluarkan hampir selembar uang berwarna merah (Rp 100.000) untuk menikmatinya bersama cemilan roti atau kue."
Starbucks beda dengan coffee shop lainnya. Kenapa sih mahal? Karena memang kualitas kopi kami nomor satu. Terlebih, untuk memproduksi kopi dengan standar internasional Starbucks itu sangat sulit dan eksklusif. Itu mengapa harga kami lebih mahal dibanding perusahaan sejenis. Tapi, sejauh ini pelanggan bisa memahaminya.
* * *
MENDENGAR penuturan dari pria murah senyum itu membuat saya puas. Ya, apa yang dikatakan Noel beralasan: Ada harga, ada rupa. Alias, kita membayar atas apa yang kita dapatkan secara pantas. Nilai eksklusif itu pula yang membuat sebuah perusahaan, brand, atau, merek, mampu bertahan lama. Termasuk, Starbucks yang didirikan sejak 1971 dan hingga kini masih memuncaki pangsa coffee shop secara global.
Starbucks Indonesia
Website: www.starbucks.co.id
Facebook: Starbucks Indonesia
Twitter: @SbuxIndonesia
Alamat Starbucks Gerai JI Expo (lihat peta Google Maps)
Holiday Inn Express Hotel, areal PRJ Kemayoran (masuk dari pintu 4)
Jl. Rajawali Selatan, Jakarta Pusat
* * *
![]() |
Starbucks di Holiday Inn Express Hotel - JI Expo |
* * *
![]() |
Ada yang tahu ini logo apa? |
* * *
![]() |
Ekspresi rekan-rekan blogger sebelum acara berlangsung |
* * *
![]() |
Memotret areal gerai |
* * *
![]() |
Mas, mau yang gambar bunga dong! :) |
* * *
![]() |
Kartu anggota dan voucher yang saya kira pick gitar |
* * *
![]() |
Ada yang bisa saya bantu mbak? |
* * *
![]() |
Berbagai kopi dari luar negeri |
* * *
![]() |
Peta asal kopi Starbucks |
* * *
![]() |
Rhesya Agustine bersama enam pemenang live tweet |
* * *
* * *
Keterangan: Seluruh foto merupakan dokumentasi pribadi (www.roelly87.com)
* * *
- Cikini, 29 Agustus 2015