TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Tidak Ada Toleransi untuk Perokok

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Minggu, 26 Mei 2024

Tidak Ada Toleransi untuk Perokok

 Tidak Ada Toleransi untuk Perokok

Tidak Ada Toleransi untuk Perokok



Burung atau walet terbang di antara
gedung pencakar langit
di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan
(Foto: dokumentasi pribadi/@roelly87)


"YAELAH, sok suci banget."

"B aja kali, di jalan juga banyak. Emang gw ga waras, sengaja mau buang abunya ke orang lain? Dih."

"Ojol sombong!"

"Gw laporin loh ke aplikator. Biar dipecat. Mam**s."

Demikian berbagai komentar customer saat saya menjalankan tugas sebagai ojek online (ojol). Khususnya, ketika mengantar penumpang yang ternyata sedang merokok.

Baik saat di lokasi jemput alias sebelum naik. Atau, ketika customer sudah duduk di motor yang sedang jalan.

Bagi saya, tidak ada toleransi untuk itu. Setidaknya, saat di motor saya.

Jika sudah sampai tujuan dan turun dari motor sih, bodo amat. Mau ngerokok atau jungkir balik, headbanger, moshing, dan sebagainya, saya tidak ambil pusing.

Ora urus!


*       *       *


JULI mendatang, saya genap lima tahun sebagai ojol. Bukan waktu yang sebentar sejak kali pertama daftar pada 2019 silam.

Seperti artikel sebelumnya (https://www.roelly87.com/2024/01/dapat-orderan-raja-terakhir-mie-gacoan.html), saya punya lima aplikasi ojol dan kurir. Tepatnya, sebagai mitra aplikator, berdasarkan saya daftar yaitu:

1. Gojek: antar penumpang, makanan, barang

2. ShopeeFood: antar makanan, barang

3. Lalamove: antar barang

4. Indriver: antar penumpang, barang

5. Maxim: antar penumpang, makanan, barang

Oh ya, ada satu lagi, Traveloka Eats. Namun, sudah tutup November 2022 yang artinya beroperasi hanya setahun (sejak 2021).

Sedih sih kehilangan Traveloka Eats. Meski singkat, namun cukup berdampak positif pada pemasukan saya sehari-hari.

Semoga Traveloka bisa bangkit lagi ke depannya dengan menyediakan lini pengantaran makanan atau barang. Aamiin!

Untuk antar makanan, jelas seperti artikel sebelumnya,  (https://www.roelly87.com/2023/10/setelah-15-tahun.html) saya anti ambil orderan kue ulang tahun. 

Kalo antar barang ga masalah. Termasuk, yang dimensinya besar.

Mulai dari ban mobil, guci, akuarium, hingga kulkas dua pintu. Kulkas? 

Yoi. No problemo, secara sudah diikat dengan rapi oleh karyawan tokonya. Jadi, saya tinggal antar saja. 

Paling-paling keringet dingin kalo lupa isi bensin akibat harus bongkar muatan saat buka jok motor. Ha ha ha.

Bagaimana dengan antar penumpang? Biasa aja.

Sejauh ini, ga ada masalah. Termasuk, jika yang ganjil sekalipun.

Kebetulan, motor saya matic standar yang bisa ditaruh helm di bawah jok. CC-nya aja 125.

Bahkan, saya sering mengantar dua penumpang sekaligus. Terutama jika hujan, banjir, atau situasi force majeur yang menyebabkan sulit bagi customer untuk pesan ojol.

Sekali lagi, ga masalah.

Niat saya, keluar dari rumah untuk mencari uang yang halal. Perkara prosesnya berliku atau rumit, itu cerita lain.

Yang penting, udah usaha. Yongkru!


*       *       *


DAPAT apresiasi berupa pujian dan tip dari customer itu bagi saya udah lumrah. Sebagai ojol, tentu saya harus lakukan yang terbaik karena jualan jasa.

Pun demikian jika dapat komentar negatif, bahkan prilaku menjurus XXX (Sumber: https://www.instagram.com/p/CHV-PwNLo_2/?igsh=bGxoYTM5dmI1MTl1). Ya, terima aja.

Itu udah resiko jadi ojol. Ga perlu drama.

Namun, sebagai pemilik kendaraan, tentu saya punya aturan tersendiri. Setidaknya, ada tiga, dengan dua di antaranya tergantung situasi dan satu lagi mutlak.

1. Harus pakai helm

2. Tidak main hp/tablet/laptop

3. Tidak merokok

Yang pertama, situasional. Dulu, sebelum Pandemi Koronavirus melanda Tanah Air, saya sangat mewajibkan penumpang untuk pakai helm.

Jauh atau dekat, wajib pakai. Jika customer nolak pake helm, langsung cancel.

Selesai.

Saya ga mau drama. Juga bukan tipe pribadi yang ingin ribet.

Rules-nya jelas. Selama di motor saya, setiap penumpang wajib ikutin aturan saya.

Siapa pun itu. Baik orang tua, anak muda, anak kecil, pria, wanita, ACDC, pejabat, dan sebagainya.

Hanya, itu dulu. Sejak Covid 19 melanda, saya harus kompromi dengan keadaan (Referensi: https://www.instagram.com/p/CMC9RpsLXPI/?igsh=MTN4MHd5cmVmZnZ6Mg== dan s.id/GBHNojol).

Bagaimanapun, dapur harus ngebul. Idealis hanya teori ketika di hadapkan pada kebutuhan perut.

Alhasil, saya pun mencoba untuk toleransi jika ada penumpang yang ga mau pake helm. Setidaknya, ga terlalu jauh dari GBHN. Alias, Garis Besar Haluan Ngojek.

Tentu, syarat dan ketentuan berlaku, dong. 

1. Jarak deket

2. Malam

3. Ga ada polisi

4. Selain di kawasan Harmoni-Medan Merdeka-Thamrin-Sudirman yang memang zona merah


*       *       *


UNTUK yang kedua, terkait penumpang main gawai. Yaitu, imbauan menyimpan hp, tablet, dan laptop demi menghindari jambret atau kriminalitas lainnya.

Saya sering bawa penumpang yang asyik dengan ketiga gawai tersebut. Khususnya, hp yang selalu ditemui setiap hari.

Sebelum jalan, saya biasa mengingatkan dengan sopan agar penumpang menyimpan gawainya. Mayoritas sih menurut dengan langsung menaruhnya di saku atau tas.

Namun, adakalanya bandel. Diingetin iya-iya aja. Sebelum berangkat dimasukin saku atau tas. Namun, saat di jalan lanjut dikeluarkan.

Yowes lah.

Bahkan, ada yang malah ngomel. Ga terima dikasih tahu.

"Udah ga usah ribet. Ini hp saya. Abang sebagai ojol fokus aja bawa motornya."

Juga pernah, di-kick balik customer, "Abang aja naroh hp di stang. Ngapain nyuruh saya buat masukin hp saya di tas!"

He... He... He...

Saya naroh hp di stang yang dikaitkan dengan holder itu untuk melihat maps di aplikasi ojol. Secara, saya ga terlalu hapal jalan-jalan di ibu kota. 

Apalagi, jika masuk gang sempit. Gunanya holder hp ya untuk memudahkan ojol menyimak rute yang dituju. 

Terutama jika macet. Apakah lewat jalan utama atau gang kecil. 

Nah, kalo penumpang tetep bandel, ya sudah.

Saudara bukan. 

Tetangga bukan. 

Kenal juga nggak. 

Bodo amat!

Yang penting, saya udah kasih tahu. Tanggung jawab saya sebagai ojol yang jualan jasa sudah gugur.

Kalo customer lanjut main hp setelah beberapa kali diberi tahu ya sudah. Risiko ditanggung penumpang.


*       *       *


TERAKHIR, alias yang ketiga. Yaitu, tentang penumpang yang merokok.

Yes.

Saya juga perokok. Aktif. Namun, berusaha untuk tidak menyulut asap kehidupan itu saat sedang di motor.

Kenapa?

Alasannya, jelas. Membahayakan orang sekitar.

Sebab, abu rokok yang tertiup angin saja bisa membuat baju, celana bahan, dan jaket bolong. Apalagi, kalo kena muka. 

Perih banget.

Bahkan, di media pernah ada orang yang kena matanya nyaris buta akibat abu rokok pengendara lain. Sangat membahayakan sekitar.

Itu mengapa, saya sangat keras jika ada penumpang yang merokok. 

Saya tutup mata ketika customer ga pake helm. Masa bodoh jika penumpang main hp di motor.

Namun, khusus untuk rokok, jawaban saya jelas: Meminta dengan sopan agar rokoknya dibuang.

Kalo penumpang itu bandel dan posisi belum naik motor, maka saya cancel. Ga peduli ongkosnya besar sekalipun.

Sebab, saya ga mau terlibat hukum jika penumpang yang merokok itu abunya kena orang lain. 

Lalu, jika customer itu nakal dengan matikan rokok saat mau naik tapi ketika sudah di jalan lanjut dinyalakan, saya akan bertindak tegas. Minta penumpang itu turun.

Secara, hari apes ga ada dalam kalender.

Nah, bagaimana jika ada penumpang yang menghisap vape? Sejauh ini, saya hanya sebatas mengimbau. 

Tidak melarang. 

Lho, standar ganda dong? 

Bukan begitu. Sebab, vape dan sejenisnya tidak ada abu yang berterbangan.

Hanya asap. Tidak membahayakan orang lain.

Setidaknya, hingga saat ini. Ketika, artikel ini dimuat di blog. 

Mungkin, nanti akan saya larang jika ternyata asap dari vape dan sejenisnya ternyata membahayakan orang lain. Saat ini, saya masih menyimak.


*       *       *


KONKLUSI dari artikel ini, setiap ojol pasti ingin memberikan yang terbaik kepada para penumpang. Yaitu, dengan mengutamakan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan bagi mereka.

Itu merupakan tugas utama ojol yang bergerak di bidang jasa. Apalagi, orderan dari customer, apa pun itu pada layanan antarpenumpang, makanan, dan barang, merupakan sumber penghasilan kami.

Yuk, kita kerja sama yang baik untuk disiplin di jalanan. 


*       *       *


Artikel Terkait Ojol:


- https://www.roelly87.com/2024/03/penumpang-kecebur-got-dan-motor-hampir.html

- https://www.roelly87.com/2024/03/terima-kasih-orang-baik-3.html

- https://www.roelly87.com/2024/03/anak-perwira-dijambret-di-samping-polda.html

- https://www.roelly87.com/2023/05/ditolak-ojol-bertepuk-sebelah-tangan.html

- https://www.roelly87.com/2023/04/lawan-arogansi-di-jalanan-jangan-pernah.html

- https://www.roelly87.com/2023/02/risiko-ojol-antar-makanan-pada-dini-hari.html

- https://www.roelly87.com/2022/09/terima-kasih-orang-baik.html

- https://www.roelly87.com/2021/03/kompromi-dengan-keadaan.html

- https://www.roelly87.com/2020/11/kamus-besar-bahasa-ojol.html

- https://www.roelly87.com/2020/03/tidak-ada-polisi-40-ini-alasan.html


*       *       *


- Jakarta, 26 Mei 2024



....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)