Tiga candi utama di Kompleks Candi Prambanan |
JATENG Gayeng. Demikian slogan yang diusung provinsi Jawa Tengah sejak 23 Agustus 2015. Hingga kini, logo dan tagline yang bercirikan batik Jawa dengan simbol keris itu kerap saya lihat di mana-mana.
Baik itu di internet seperti situs resmi Jawa Tengah atau media sosial dan di berbagai kegiatan yang diadakan pemerintah provinsi (pemprov) tersebut. Termasuk, ketika mengunjungi Jawa Tengah menjelang ramadan lalu. Tepatnya, pada 3-6 Juni lalu saat mendapat tugas dari kantor untuk liputan pertandingan olahraga.
Kebetulan, saya tidak asing lagi dengan provinsi seluas 32.800 km tersebut. Sebab, sejak kecil, saya sering mengunjungi berbagai tempat wisata di Jawa Tengah. Begitu juga ketika berseragam abu-abu hingga kini saat bekerja di media olahraga.
Bagi saya, provinsi yang dipimpin Gubernur Gandjar Pranowo itu unik. Karena selain menawarkan keindahan alamnya juga terdapat berbagai tempat wisata yang merupakan peninggalan leluhur. Salah satunya, Candi Prambanan, yang menurut website resmi central-java-tourism.com, sudah dibangun sejak abad kesembilan.
Itu mengapa Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) memasukkannya dalam daftar Situs Warisan Dunia. Di Indonesia seperti dikutip dari unesco.org, Candi Prambanan bersanding dengan Candi Borobudur, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, Situs Manusia Purba Sangiran, Taman Nasional Lorentz, Hutan Hujan Tropis Sumatera, dan Lanskap Budaya Bali.
Pengakuan dari organisasi yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa pada 1991 itu karena nilai seni dari Prambanan yang sangat tinggi. Maklum, Candi Prambanan merupakan candi hindu terbesar di Indonesia dan masuk kategori terindah di dunia. Itu karena di Kompleks Candi Prambanan terdapat total 240 candi.
Ukurannya, mulai dari yang terkecil yang mengelilingi areal kompleks hingga yang terbesar pada tiga candi utama, yaitu Siwa, Wisnu, dan Brahma. Bahkan, Candi Siwa memiliki tinggi mencapai 47 meter yang keberadaannya seperti menggapai langit. Tak heran jika Candi Prambanan jadi salah satu tempat wisata unggulan Jawa Tengah.
* * *
SAYA beruntung sudah dua kali mengunjungi candi yang dalam masyarakat setempat dikenal dengan mitos Rara Jonggrang (Sumber: Perpusnas.go.id). Pertama, ketika bersama keluarga dalam rangka liburan SD pada 1996. Dua dekade kemudian, saya melakukannya sendiri seusai melaksanakan tugas kantor pada 6 Juni lalu.Akses ke Candi Prambanan sangat mudah baik melalui kendaraan pribadi atau umum. Saat itu, saya melakukannya secara ngompreng, alias menggunakan bus yang dilanjutkan ojek. Keindahan Candi Prambanan membuat saya sanggup menahan haus dan lelah pada hari pertama puasa itu. Kebetulan, saya mengunjunginya beberapa saat setelah loket penjualan tiket dibuka.
Harga tiketnya Rp 50.000 untuk berkeliling kompleks Candi Prambanan sepuasnya ditambah pilihan jika mau ke Candi Ratu Boko. Dengan harga yang relatif terjangkau bagi semua kalangan, saya bisa menikmati eksotisnya Candi Prambanan pada pagi hari. Tidak hanya untuk wisata saja, sekaligus mempelajari sejarahnya yang bisa ditemukan pada relief di berbagai sisi candi.
Catatan dari saya, jika pada hari biasa Anda ingin menikmati Candi Prambanan harus menyiapkan bekal terlebih dulu, khususnya air minum. Maklum, kompleks tersebut sangat luas karena pengunjung harus mengitarinya dari pintu masuk menuju pintu keluar.
Meski begitu, jika sudah pernah menginjakkan kaki di candi yang pemugarannya mencapai keseluruhan pada 20 Desember 1953 ini, membuat pengunjung ingin kembali lagi. Termasuk saya yang masih penasaran ingin menyaksikan Sendratari Ramayana di pelataran Candi Prambanan. Atau, memotret kompleks candi dari kejauhan pada sore hingga malam hari yang keindahannya sulit dilukiskan dengan kata-kata.
Oh ya, selain menikmati keindahan dan juga belajar sejarah, di Candi Prambanan juga terdapat arena bermain untuk anak. Bahkan, ada trem keliling kompleks yang bisa dinaiki anak dengan didampingi Orangtua. Selain itu, ada Museum Prambanan yang memiliki berbagai koleksi benda purbakala dan pertunjukan audio visual mengenai Candi Prambanan yang terletak di sisi utara kompleks.
* * *
MENJELANG siang, saya melirik arloji di tangan kiri. Itu berarti, saya harus menyudahi berbagai aktivitas di kompleks Candi Prambanan. Keringat bercucuran dari dahi hingga setiap sudut tubuh saya.Bukan keberadaan dua ransel yang saya bawa dengan masing-masing berisi pakaian dan gawai seperti laptop serta kamera yang membuat saya berat menuju pintu keluar. Melainkan karena kaki ini seperti enggan meninggalkan Candi Prambanan yang memesona karena faktor keindahan dan sarat sejarah.
Ya, sejujurnya saya ingin berada di kompleks candi tersebut hingga seharian. Namun, apa daya, saat itu keinginan tersebut sulit terwujud. Sebab, jadwal penerbangan di Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo, Solo, sudah menunggu saya untuk kembali menuju ibu kota.
Adagium lawas mengatakan, tiada perjamuan yang tak berakhir. Ada pertemuan, tentu ada perpisahan. Namun, selama gunung masih menghijau dan air sungai tetap mengalir, masih ada waktu bagi saya untuk mengunjungi Candi Prambanan yang merupakan salah satu tempat wisata unggulan di Jawa Tengah.***
* * *
Tiket masuk Candi Prambanan |
* * *
Denah dan panduan Candi Prambanan |
* * *
Keluarga yang saya temui saat berkunjung di Kompleks Candi Prambanan |
* * *
Candi Prambanan pada kejauhan |
* * *
Candi Prambanan jadi salah satu tempat wisata unggulan Jawa Tengah |
* * *
18 April lalu, Candi Prambanan genap 25 tahun dikukuhkan UNESCO sebagai situs warisan dunia |
* * *
Saya dengan latar belakang Candi Prambanan (Foto: Istimewa) |
* * *
Wisatawan dalam dan luar negeri menelusuri relief yang ada di kompleks Candi Prambanan |
* * *
Saya saat menuruni anak tangga (Foto: Istimewa) |
* * *
Candi Prambanan selesai dipugar pada 20 Desember 1953 |
* * *
Pemandu wisata menjelaskan berbagai relief kepada wisatawan |
* * *
Arca Siwa Mahadewa di dalam Candi Siwa |
* * *
Salah satu relief di sisi Candi Siwa |
* * *
Saya berusaha mengabadikan gambar di Kompleks Candi Prambanan (Foto: Istimewa) |
* * *
* * *
* * *
* * *
Referensi: - http://www.jatengprov.go.id/id/page/profil-jateng
- http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/provinsi/detail/33/jawa-tengah
- http://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-jawa_tengah-candi_prambanan
- http://whc.unesco.org/en/list/642
* * *
- Jakarta, 21 Oktober 2016
Jgn lupa bawa payung jg :D
BalasHapushi hi hi, ga sempat mbak
Hapuske sana bawa tas isinya gadget sama pakaian aja :)
Padahal kalau pulkam ke Bantul lewat sini terus. Tapi belum pernah sekalipun mampir :-/
BalasHapuswah, deket tuh mas dari bantul, 2013 lalu saya ke sana berkliling kota bantul sehari-semalam abis liputan sepak bola :)
HapusIni candi selalu kelewat ma saya tiap kali main ke daerah sana :D
BalasHapuspas pulkam mbak?
Hapusasyik dunkkk, bisa foto2 telusuri kompleks Candi Prambanan :)