TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Pentingnya Helm untuk Keselamatan saat Mengendarai Sepeda Motor

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Kamis, 14 Mei 2015

Pentingnya Helm untuk Keselamatan saat Mengendarai Sepeda Motor


Ilustrasi pengendara motor tidak mengenakan helm (Sumber foto: TMC Polda Metro Jaya)


"RUL, bangun. Lu mau nengokin si Wisnu (bukan nama sebenarnya) ga? Dia dirawat sejak malam akibat kecelakaan," demikian terdengar teriakan teman di balik pintu kamar saya. Sebenarnya, pagi tadi, saya masih ngantuk berat. Namun, ketika mendengar kata "kecelakaan", saat itu juga saya langsung terjaga. Maklum, saya trauma setiap kali mendengar atau menyaksikan insiden kecelakaan.

Sebab, masih terngiang jelas di pikiran saya ketika Agustus tahun lalu, salah satu rekan kerja sekaligus wartawan senior di Harian TopSkor, mengembuskan nafas terakhirnya akibat kecelakaan. Saat itu, beliau jadi korban tabrak lari truk trailer di kawasan Jembatan Tiga, Jakarta Utara. Itu terjadi menjelang sahur ketika almarhum baru saja menunaikan tugasnya di kantor kami.

Wajar, jika mendengar bahwa Wisnu kecelakaan membuat jantung saya berdegup kencang. Rasa kantuk lenyap seketika. Saat itu juga, setelah mandi sejenak, saya dan beberapa rekan pun bergegas menuju rumah sakit di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Alhamdulillah, ketika sampai, menurut keterangan salah satu kerabatnya, kondisi Wisnu sudah baikan setelah sempat tak sadarkan diri.

Hanya, menurut diagnosis sementara, dia mengalami gegar otak akibat benturan keras dari sebuah mobil yang menyenggol sepeda motornya. Ironisnya, ketika itu, helm Wisnu justru terlepas yang membuat kepalanya terbanting ke jalan. Beruntung, saat kejadian, Jalan Raya Gajah Mada sedang tidak ramai dilalui kendaraan yang tidak berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan. Ketika itu hanya ada beberapa penjual obat dan tukang parkir yang langsung menyelamatkan Wisnu ke rumah sakit terdekat.

Berdasarkan informasi mereka, helm yang disematkan di kepala Wisnu tidak dikaitkan dengan benar. Hingga, ketika terjadi benturan dengan mobil yang membuatnya terempas helmnya pun ikut terlepas. Suatu insiden yang sangat disesalkan. Hingga pukul 21.00 WIB tadi, saya belum mendapat keterangan lebih lanjut mengenai lepasnya helm.

Menurut dugaan beberapa kerabat dan temannya, sepertinya Wisnu tidak mengikat tali helm dengan kencang. Bisa jadi, mengingat lokasinya bekerja dengan tempat indekosnya tidak begitu jauh. Kemungkinan lain, tali di helmnya sudah tidak berfungsi dengan baik. Atau, benturan dengan mobil terlalu kencang yang membuat helm Wisnu terlepas dengan sendirinya.

Namun, itu semua baru sebatas dugaan. Belum ada kabar resmi tentang penyebab benturan kepalanya itu mengingat Wisnu belum bisa ditanyakan lebih lanjut. Yang pasti, saya, teman-teman, dan kerabatnya berharap semoga Wisnu lekas sembuh. Mengingat dia merupakan tulang punggung keluarganya yang tinggal di kawasan pesisir Jawa Barat dan baru mendatanginya sore tadi.

*       *       *

Mengenai helm, saya jadi teringat dengan pengalaman pribadi delapan tahun silam. Tepatnya hanya lima hari setelah Idul Fitri 1428 Hijriah. Saat itu, seusai pulang mudik menuju Bandung, saya juga sempat mengalami kecelakaan di kawasan Puncak, Jawa Barat. Itu terjadi setelah sepeda motor saya menabrak sepeda motor yang berada di depan saya.

Yang membuat saya bingung, justru saya sebagai penabrak malah mengalami luka parah. Sementara, orang yang saya tabrak hanya lecet-lecet saja. Menurut saksi mata yang melihat insiden itu, ternyata setelah menabrak sepeda motor orang lain, saya terempas ke pembatas jalan. Hingga, membentur tulang selangka di dekat leher yang membuat saya harus menjalani perawatan sebulan lamanya.

Alhasil, saya harus izin tidak bekerja selama beberapa pekan untuk bolak-balik ke ahli tulang di kawasan Jatihandap, Bandung. Pasalnya, saat itu saya tidak memilih dipasang pen yang biayanya mencapai puluhan juta. Imbasnya hingga kini. Alhasil, hingga kini tangan kanan saya terkadang tidak kuat mengangkat beban di atas 20 kg.

Sisi positifnya, selain tulang selangka yang patah, kondisi saya tidak apa-apa. Termasuk kepala yang hanya sedikit sakit akibat benturan keras dengan pembatas jalan. Sebab, saat itu saya menggunakan helm full face yang bisa dikatakan telah menyelamatkan saya. Jika tidak, mungkin saya sudah selesai atau minimal mengalami gegar otak.

Lantaran, menurut beberapa saksi mata,  tubuh saya terempas beberapa meter. Bahkan helm saya pun retak akibat benturan tersebut yang sampai kini masih tersimpan di Bandung. Pelajaran penting yang saya petik dari kecelakaan itu, hingga kini saya selalu menggunakan helm full face. Kapan pun dan ke mana pun tujuannya demi keselamatan.

Cepat sembuh, kawan...

*       *       *

Referensi:
- Foto di Twitter TMC Polda Metro Jaya
- Berita Kecelakaan Wartawan TopSkor (Warta Kota)


*       *       *
Artikel Terkait:
- Helm: Antara Pelindung Nyawa dan Sebuah Beban
- Waspadai Jalur Maut Sepanjang Grogol-Jembatan Tiga
- Balap Liar: Sensasi Mengejar Gengsi di Balik Maut
- Ketika Kawasan Istana jadi Arena Balap Liar
*       *       *

- Cikini, 14 Mei 2015


14 komentar:

  1. Saya sendiri pernah nabrak motor yang dikemudikan secara ugal-ugalan saat sedang menyetir mobil. Pernahjuga menjadi korban kecelakaan tunggal karena faktor jalan yang tidak bagus dan membuat motor saya masuk lubang dan membuat saya terpelanting dari motor. Untungnya tidak sampai menyebabkan saya harus rawat inap

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas, kalo udah trauma seperti itu susah ya...
      eh kalo kecelakaan tunggal, saya juga pernah meski ga separah pas nabrak...

      Hapus
  2. haduh udah paling bt lihat pemandangan di foto begitu deh, pingin menyalahkan orang tuanya tapi gak kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo foto itu saya ambil dari twitter tmc polda, sebagai ilustrasi aja pis

      tapi emang parah juga sih, bocah berempat ga pake helm lagi...

      Hapus
  3. gambar itu aku lihat juga kemarin di medsos. Membahayakan sekali ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. ho ho ho

      gambarnya bahaya atau artikelnya :)
      foto itu ilustrasi aja, kebetulan saya ga punya stok pribadi...

      Hapus
  4. serem banget ya baca kejadian nya temen mas choirul, perlu di waspadai bagi pengendara motor harus berjaga-jaga untuk menjaga keselamatan, gunakan helm yang sudah SNI hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, mungkin (dugaan) talinya lepas
      sekarang udah siuman, semoga aja lekas sembuh seperti sedia kala...

      Hapus
  5. ngeri kalo lihat orang gak pake helm -_- apalagi anak2 dibawah umur,
    belum pernah ditilang atau nabrak,mungkin baru dah bisa taat aturan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas, deg2an banget
      apalagi kalo liat bocah bawa motor asal slonong boy,
      yang miris kalo orangtua mereka justru membiarkannya...

      Hapus
  6. Paling sebel kalok ketemu pengendara motor yang ngga pakek helm tapi sukak ngebut.. Ngerasa ngga sayang nyawa aja gitu :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul beb

      kadang kalo ngebayanginnya jadi ngenes gitu :(
      padahal, helm itu penting banget buat meminimalisir cedera...

      Hapus
  7. Iya, banyak juga di jalan raya yang naik sepeda motor tanpa pakai helm, kebanyakan anak-anak sekolah yang dibonceng itu. Padahal helm penting sekali buat keselamatan saat berkendara ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu yang jadi salah satu permasalahan di negeri ini mbak
      sebab, dengan pakai helm pun belum menjamin keselamatan
      apalagi tanpa helm yang jika kecelakaan berakibat fatal...

      Hapus

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)