![]() |
Salah satu dalam adegan Minions (sumber foto: dokumentasi pribadi/ www.roelly87.com) |
MENYAKSIKAN film di bioskop merupakan salah satu kegiatan favorit saya sejak kecil. Baik film luar negeri hingga lokal (nasional). Entah itu film bertema action, thriller, drama, komedi, horor, hingga animasi. Untuk animasi saya nyaris tak ketinggalan dalam dua dekade terakhir. Dimulai sejak era 2 dimensi seperti Aladdin pada saat saya berusia lima tahun diikuti The Lion King, Mulan, hingga komputerisasi 3 dimensi dengan Toy Story, A Bugs Life, Shrek, Frozen, dan kini Minions.
Untuk yang terakhir, jadi salah satu kenangan tersendiri sekaligus kejutan bagi saya. Sebab, jika sejak dulu saya ke bioskop bersama keluarga, teman, gebetan pacar, atau rame-rama (nobar). Kali ini, sangat berbeda. Karena saya menyaksikannya bersama enam bocah!
Ya, empat anak laki-laki dan dua perempuan dengan salah satunya merupakan adik saya yang terkecil. Kebetulan, kemarin bertepatan dengan ulang tahun adik saya yang keenam. Jadi, dari beberapa bulan sebelumnya saya niat untuk merayakan ultahnya yang berbeda dibanding tahun lalu yang mengundang teman-temannya dengan paket dari salah satu resto siap saji.
Beruntung, ultahnya saat ini barengan dengan dirilisnya film Minions di sebutah teater di kawasan pusat Jakarta, Senin (23/6). Jadi, awalnya saya mengajak adik saya itu untuk nobar dengan teman perempuannya. Eh, ga tahunya, pas malam harinya malah ngajak empat teman mainnya yang sama-sama masih sekolah di Taman Kanak-kanak (TK). Karena sudah kadung janji, ya terpaksa saya iyakan dengan syarat, keenamnya (termasuk adik saya) harus puasa setengah hari yang hebatnya mampu dilaksanakan mereka.
Tentu, nonton film bareng mereka itu ibarat menu gado-gado. Bikin bahagia, senang, rame, hingga tertawa geli. Bisa dibayangin, saya membawa enam bocah ke bioskop pada waktu siang terik... dan puasa. Sementara, banyak penonton lain yang dari lirikannya seperti menilai keenam bocah itu sebagai anak saya. Ha ha ha. Ga apa-apa, yang penting saya sudah kasih kado istimewa untuk adik yang paling kecil diiringi ucapan lagu dari kelima temannya.
Beruntung, ultahnya saat ini barengan dengan dirilisnya film Minions di sebutah teater di kawasan pusat Jakarta, Senin (23/6). Jadi, awalnya saya mengajak adik saya itu untuk nobar dengan teman perempuannya. Eh, ga tahunya, pas malam harinya malah ngajak empat teman mainnya yang sama-sama masih sekolah di Taman Kanak-kanak (TK). Karena sudah kadung janji, ya terpaksa saya iyakan dengan syarat, keenamnya (termasuk adik saya) harus puasa setengah hari yang hebatnya mampu dilaksanakan mereka.
Tentu, nonton film bareng mereka itu ibarat menu gado-gado. Bikin bahagia, senang, rame, hingga tertawa geli. Bisa dibayangin, saya membawa enam bocah ke bioskop pada waktu siang terik... dan puasa. Sementara, banyak penonton lain yang dari lirikannya seperti menilai keenam bocah itu sebagai anak saya. Ha ha ha. Ga apa-apa, yang penting saya sudah kasih kado istimewa untuk adik yang paling kecil diiringi ucapan lagu dari kelima temannya.
Apalagi, mending jika mereka tetap tenang, anteng, dan adem ayem. Ini mah rame banget. Meski, sebelumnya saya sudah prediksi bakal seperti ini, toh kenyataanya di luar dugaan. Tapi, bagaimanapun, mereka masih anak-anak dengan kelakuan yang masih dibilang wajar. Jadi, saya sedikit tidak heran jika film baru dimulai beberapa menit, ada yang merengek ingin pulang sampai nangis karena takut dengan suasana gelap disertai suara menggelagar dari audio bioskop. Beruntung, ada mbak petugas bioskop yang baik hati dan senyumnya manis ramah untuk menenangkannya.
* * *
Itu belum seberapa. Bahkan, saat adegan yang mengisahkan rombongan Minions lari-lari karena dikejar Dinosaurus, mereka juga mengikutinya dengan wara-wiri dari satu kursi ke kursi yang lain di barisan kami. Untungnya, film ini ditujukan untuk semua umur (di negara asalnya, rating PG/ bimbingan orang tua).
Jadi, mayoritas penonton anak-anak juga yang ditemani orangtua atau keluarganya. Berbeda jika yang saya tonton Jurassic World atau The Avengers: Age of Ultron dengan rating PG 13 alias didominasi kalangan remaja dan dewasa yang bisa-bisa saya dipelototi mereka.
Untuk kali pertama nonton bioskop, saya tidak fokus menyimak adegan demi adegan. Sebab, hampir setiap beberapa menit di antara keenam bocah ini ada yang ingin ke toilet. Padahal, sebelum masuk bioskop, saya sudah memberi tahu mereka agar pipis lebih dulu supaya saat film main tidak bolak-balik. Tapi, memang masih anak-anak, jadi di antara mereka ada saja yang bilang kebelet dan sebagainya karena memang ac-nya lumayan dingin dan mau tidak mau saya harus temani.
Selain lari-larian dan bolak-balik ke toilet, kelakuan mereka yang bikin saya tertawa geli tentu saja waktu mendengar beberapa kalimat di fillm Minions yang menggunakan bahasa Indonesia. Kalau tidak salah dengar seperti "kemari", "paduka raja", dan "terima kasih".
Berhubung saya sudah sempat browsing film ini di berbagai situs di internet, jadi saya tidak kesulitan untuk menjelaskan kepada mereka. Bahwa, film salah satu sutradara Minions yang bernama Pierre Coffin, masih keturunan Indonesia dari garis ibunya yang merupakan novelis ternama, Nh. Dini. Diberitahu seperti itu, mereka sih manggut-manggut meski entah mengerti atau tidak.
Intinya, banyak keluguan dari mereka yang membuat saya tersenyum sepanjang film berlangsung. Yang menarik, ketika film berakhir, salah satu bocah yang merengek ingin pulang justru malah tidak mau beringsut dari kursinya hingga beberapa mennit. Usut punya usut, ternyata dia ingin melihat aksi Bob, Stuart, dan Kevin lagi yang menurutnya kurang lama.
Seusai keluar dari bioskop, kami langsung menuju salah satu resto siap saji yang ada di lantai bawah untuk mengajak mereka berbuka (setengah hari). Hanya, seperti biasa, kehebohan terus berlanjut karena keenam bocah itu -terutama yang laki- berebut ingin mainan Minions yang memang satu paket dengan makanan.
Selesai? Belum. Masih banyak kehebohan enam bocah itu yang mengingatkan saya dengan ceritera dari negeri dongeng ketika masih kecil dulu :)
Berhubung saya sudah sempat browsing film ini di berbagai situs di internet, jadi saya tidak kesulitan untuk menjelaskan kepada mereka. Bahwa, film salah satu sutradara Minions yang bernama Pierre Coffin, masih keturunan Indonesia dari garis ibunya yang merupakan novelis ternama, Nh. Dini. Diberitahu seperti itu, mereka sih manggut-manggut meski entah mengerti atau tidak.
Intinya, banyak keluguan dari mereka yang membuat saya tersenyum sepanjang film berlangsung. Yang menarik, ketika film berakhir, salah satu bocah yang merengek ingin pulang justru malah tidak mau beringsut dari kursinya hingga beberapa mennit. Usut punya usut, ternyata dia ingin melihat aksi Bob, Stuart, dan Kevin lagi yang menurutnya kurang lama.
Seusai keluar dari bioskop, kami langsung menuju salah satu resto siap saji yang ada di lantai bawah untuk mengajak mereka berbuka (setengah hari). Hanya, seperti biasa, kehebohan terus berlanjut karena keenam bocah itu -terutama yang laki- berebut ingin mainan Minions yang memang satu paket dengan makanan.
Selesai? Belum. Masih banyak kehebohan enam bocah itu yang mengingatkan saya dengan ceritera dari negeri dongeng ketika masih kecil dulu :)
* * *
![]() |
Narsis sejenak sebelum masuk bioskop (@roelly87) |
* * *
![]() |
(Lagi) berebut foto di depan poster Minions (@roelly87) |
* * *
![]() |
Enam bocah yang bikin gaduh satu ruangan (@roelly87) |
* * *
![]() |
Ga mau pulang sebelum layar selesai (@roelly87) |
* * *
- Senayan, 23 Juni 2015