TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Saya Ga Menyesal Pilih Prabowo, Memang Kemampuannya B Aja

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Jumat, 11 April 2025

Saya Ga Menyesal Pilih Prabowo, Memang Kemampuannya B Aja

Saya Ga Menyesal Pilih Prabowo, Memang Kemampuannya B Aja

Twitter lawas @Prabowo

PRABOWO Subianto jadi nama yang paling hangat dibicarakan masyarakat sejak era reformasi. Baik di dunia nyata seperti warung kopi (warkop), perkantoran, gedung bertingkat, kampus, hingga perpustakaan 

Pun demikian di dunia maya. Itu meliputi X atau Twitter, Facebook, Instagram, Thread, Youtube, Tiktok, dan sebagainya.

Terutama, setelah menjabat sebagai Presiden Kedelapan Republik Indonesia (RI) pada 20 Oktober lalu. Sejak itu, nama Prabowo selalu menghiasi alam bawah sadar masyarakat.

Termasuk, saya yang merupakan penggemarnya sejak 2008 silam. Khususnya, usai tiga kali mencoblos pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, 2019, dan 2024.

(Selengkapnya: Prabowo: Sang Penculik yang Berharap Mandat Langit (https://www.roelly87.com/2023/09/prabowo-sang-penculik-yang-berharap.html)

Asa pun terpancar tinggi usai mengetahui Prabowo dan Gibran Rakabuming menang pada hari pencoblosan, 14 Februari 2024. Akhirnya, "jagoan saya" bisa jadi presiden usai dalam dua kontestasi dikalahkan Joko Widodo (Jokowi).

Hanya, bak adagium, jauh panggang dari api, pun demikian dengan apa yang dilakukan Prabsky dalam Kabinet Merah Putih. Sumpah, sebagai pemilihnya, saya benar-benar syok.

Hampir enam bulan kepemimpinannya, belum ada gebrakan yang benar-benar mensejahterakan rakyat. Isi kabinetnya aja udah gemuk dengan banyak penambahan menteri, wakil menteri, dan lembaga anyar lainnya.

Efisiensi yang dicanangkan hanya omon-omon. 

Oke gas... Oke gas!

Sebagai manusia, untungnya saya ga pernah mengkultuskan seseorang. Apalagi, politisi.

Ya, saya memang selalu menyisakan ruang ketidakpercayaan pada setiap insan. Termasuk, Prabowo yang saya idolakan lebih dari dua windu ini.

Namun, sejak awal eskpektasi saya memang tidak terlalu tinggi. Pencapaian Prabowo sebagai presiden bisa mendekati era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun sudah bagus.

Ya, bagi saya, kepemimpinan presiden keenam itu jadi bare minimum sejak era dipilih rakyat secara langsung. Kepemimpinan SBY ga jelek-jelek amat. 

Hanya, untuk dibilang bagus juga masih terlali jauh. Jokowi yang jadi penerusnya pun 11/12. 

Namun, kedua presiden itu tetap punya nilai positif. Ada sesuatu yang bisa dibanggakan dari warisannya.

Prabowo? 

Entahlah. Sudah lebih dari 150 hari kepemimpinannya, justru keadaan kian buruk.

Demo di mana-mana akibat ketidakpuasan masyarakat dan mahasiswa terkait RUU TNI. Aparat yang kian sewenang-wenang. 

TNI dan polisi main bunuh rakyat secara gampang. Intimidasi pun jadi santapan sehari-hari.

(Selengkapnya: Lulusan SMA Dibekali Senjata Itu Bernama Polisi = https://www.roelly87.com/2025/02/lulusan-sma-dibekali-senjata-itu.html)

Rupiah melemah. Harga pangan kian naik.

Di sisi lain, Prabowo seperti berada di menara gading. Seolah merasa rakyat saat ini baik-baik saja.

Putra dari begawan Soemitro Djojohadikoesoemo ini ngaku, bangun pagi sangat cerah. Pada saat yang sama, rakyat menyuarakan "Indonesia Gelap".

Duh...

Konklusinya, apakah saya menyesal memilihnya dalam tiga edisi pilpres?

Tentu saja nggak. 

Kan udah terjadi. Kalo di awal namanya pendaftaran.

Toh, saya sadar sejak dulu, kemampuan Prabowo itu ya "B aja".

Cukup sekian dan terima gaji!


*       *       *


TIGA jam lebih saya menyaksikan dialog Prabowo dengan enam jurnalis senior yang diselenggarakan di kediamannya, Minggu (6/4). Tentu, saya ga bisa nonton full saat video itu rilis di berbagai laman youtube media, sehari berselang.

Melainkan, secara maraton. Alias, dilakukan bertahap dalam beberapa hari ini.

Kesimpulan saya terhadap diskusi itu ya... Hambar!

Serius.

Ini penilaian saya. Murni.

Saya berusaha objektif. Baik ya bilang baik, buruk ya katakan buruk.

Saya apresiasi terkait inisiatifnya mengumpulkan para pimpinan media untuk diskusi. Bahkan, disiarkan secara utuh dengan seluruh jurnalis mengatakan wawancara itu tidak pakai script.

Alias, mengalir begitu aja. Tanpa harus setor pertanyaan terlebih dulu.

Bagi saya, ini suatu kemajuan. Sebelumnya, Jokowi yang dikesankan merakyat aja tidak pernah mengajak beberapa jurnalis untuk diskusi.

Sekarang, Prabowo berani dialog dengan para jurnalis senior. Bahkan, adu argumen, "Come On!"

Kebetulan, saya sering menonton wawancara dari beberapa jurnalis itu. Najwa Shihab udah lama dikenal dengan gaya intimidatifnya terhadap narasumber.

Apalagi, Uni Lubis, yang terkesan santai tapi beragam pertanyaannya sangat menusuk.

Nah, terkait Prabowo bisa menjawab dengan baik dan solutif itu perkara lain. Nanti akan saya bahas.

Saat ini, saya ingin menggarisbawahi niat Prabowo yang menegaskan bisa diajak diskusi. Sekaligus, membuktikan sebagai pemimpin yang tidak antikritik dan bersedia menjelaskan apa yang ingin dicapai ke depan.

Bahkan, Ketua Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini menyatakan siap berdialog dengan tokoh "Indonesia Gelap". Dua di antaranya, Refly Harun dan Rocky Gerung, yang disebut secara gamblang.

Jujur, saya berharap pria 73 tahun ini rutin mengadakan dialog terbuka. Tidak hanya kepada jurnalis saja, melainkan para pengamat seperti Refly, Rocky, aktivis hingga mahasiswa.

Jika itu terwujud, rakyat Indonesia bisa tahu terkait langkah Prabowo dalam mengarahkan bahtera ini ke depannya.

Yang penting, diskusi itu dua arah. Disertai solusi untuk mengatasi permasalahannya.

Prabowo udah melakukan itu pada Sarasehan Ekonomi, Selasa (8/4). Acara yang dihadiri berbagai perwakilan dari serikat pekerja, pelaku usaha, hingga  analis pasar modal ini menurut saya menarik.

Dalam dialog berdurasi empat jam di laman youtube Sekretariat Presiden itu tampak tabir gelap yang menyelimuti Prabowo perlahan mulai tersibak. Ya, Danjen Kopassus 1995-1998 itu sangat aktif menjawab sekaligus solutif dalam berbagai masalah dengan langsung memberi instruksi kepada menterinya.

Misalnya, terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang regulasinya akan diubah lebih fleksibel. Atau, terkait impor yang selama ini dimonopoli pihak tertentu.

Jangan lupa, adanya Satgas PHK.

Bagi saya, semua ini menarik. 

Serius.

Tapi, saya mencium bau amis. Saya merasa, ada yang janggal dari setiap perkataan Prabsky saat itu.

Sebab, doi kerap bilang "Saya baru tahu". Ini aneh sih.

Bisa menimbulkan multitafsir di kalangan masyarakat. Eskalasinya menurut saya sangat membahayakan negara.

Secara, menyulut teori konspirasi selama ini. Bahwa, Prabowo mendapat informasi yang tidak utuh hingga diblokir dari para pembantunya di Kabinet Merah Putih. 

Bahkan, saya duga orang-orang terdekatnya kerap memberi info yang keliru. Kabar menyesatkan bahwa negara ini sedang baik-baik saja tidak seperti desakan masyarakat terkait Indonesia Gelap.



Faktanya, Prabowo menyangka demo yang dilakukan mahasiswa terkait RUU TNI itu sebagai aksi bayaran. 

Miris sih dengernya. Saya sampai menghela napas usai maraton nyimak diskusi Prabowo dengan jurnalis.

Namun, setelah menonton Sarah Sechan lebih detail, saya sedikit paham. Mungkin, -ini mungkin ya bisa saja asumsi saya keliru- banyak di Kabinet Merah Putih yang berjiwa ABS.

Asal Bapak Senang. 

Lapor yang bagus-bagus. 

Berita yang menyenangkan Prabowo.

Indonesia baik-baik saja.

Demo itu ada aksi bayaran.

Draft RUU TNI yang dipercaya masyarakat itu hoax.

Lebaran, harga pada turun mulai dari tiket pesawat, tol, hingga sembako.

Dll...

Apalagi, beredar rumor, Prabowo tidak pegang ponsel. Beda dengan SBY dan Jokowi yang meski punya admin, tapi tetap upload status di media sosial secara sendiri.

Bahkan, dalam sesi wawancara dengan jurnalis itu, Prabowo terkesan gagap teknologi (gaptek). Faktanya, ayah dari Ragowo Hediprasetyo Djojohadikoesoemo ini mengaku tidak tahu apa itu buzzer.

Saya enggan berspekulasi tentang ini. Bisa iya, juga bisa ga.

Hanya Prabowo sendiri dan Tuhan yang tahu.

Namun, saya ingat saat debat Capres 2019, Prabowo agak bingung saat ditanya Jokowi soal Unicorn. 

"Maksudnya yang online-online itu, iya?" kata Prabowo yang saat itu berpasangan dengan Sandiaga Uno.

Aneh juga sih. Mantan jenderal bintang tiga yang punya banyak pasukan, pemilik partai tiga besar parlemen, dan kini jadi orang nomor satu di Indonesia, kok bisa gaptek.

Kalo faktor usia, bisa jadi. Namun, jika dikomparasi,  Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang lima tahun lebih tua, masih aktif mencuit di X/Twitter.

Epilog, meski tidak punya ekspektasi tinggi pada Kabinet Merah Putih, tapi saya berharap Prabowo mampu melakukan gebrakan. Khususnya, yang berkaitan langsung dengan masyarakat.

Misal, penegakan hukum harus sama, tajam ke bawah dan juga atas. RUU Perampasan Aset disegerakan demi meminimalkan celah korupsi di antara pejabat.

Saya sempat memalingkan wajah saat Prabowo mengatakan apakah adil terhadap anak koruptor yang menderita akibat orangtuanya dihukum.

Duh, itu adil banget, Prabsky!

Bagaimana perasaan ratusan juta rakyat Indonesia yang masih di bawah garis kemiskinan akibat pejabatnya korup? 

Katanya, Anda mengagumi pemikiran Deng Xiaoping, sosok di balik kesuksesan Cina sejak 1980-an. Saat itu, Deng tega menghukum mati pejabatnya yang ketahuan korupsi.

Sementara, Anda? Malah kasihan kepada anak koruptor.

Hello...

Prabsky, Anda benar-benar hipokrit.

Jadi teringat twit seseorang pada 3 Oktober 2011, yang berbunyi, "Saya tidak bangga Indonesia dicap sebagai salah satu negara paling korup di dunia. Saya mendukung hukuman mati bagi koruptor."

Saya sudah 17 tahun mengagumi Anda. Namun, kesan gagah ala Prabsky berubah sejak 20 Oktober lalu.

Prabowo yang sekarang bukanlah seperti yang dulu lantang di podium. Kini, Prabsky yang saya kenal hanya seonggok tubuh tanpa semangat duduk di singgasana emas yang berada di menara gading...


*       *       *


- Jakarta, 11 April 2025


*       *       *


Artikel Terkait Politik: 


- Prabowo: Sang Penculik yang Berharap Mandat Langit (https://www.roelly87.com/2023/09/prabowo-sang-penculik-yang-berharap.html)


- Prabowo Gemoy, tapi Tangannya Berlumuran Darah (https://www.roelly87.com/2023/12/prabowo-gemoy-tapi-tangannya-berlumuran.html)


- Prabowo Presiden 2024, Ganjar Mendagri, Anies Menlu, dan AHY Menhan (https://www.roelly87.com/2023/12/prabowo-presiden-2024-ganjar-mendagri.html)


- Anies adalah Liu Bei, Mega = Sun Quan, dan Jokowi = Cao Cao? (https://www.roelly87.com/2024/08/anies-adalah-liu-bei-mega-sun-quan-dan.html)


- Dhani, Rizieq, dan Ahok Bersatu demi Indonesia


- 9 Naga dan 3 Capres


- Prabowo dan Kedaulatan Selera


- Prabowo Kembali ke Setelan Pabrik


- Brigitte Lin Ching-hsia yang Memesona (https://www.roelly87.com/2023/12/brigitte-lin-ching-hsia-yang-memesona.html)


- Palagan Pamungkas Prabowo: Menyelami Hati, Pikiran...


- Manusia Lebih Anjing daripada Anjing


- Di Bandung, Jokowi Kalah Populer Dibanding Ridwan Kamil


- Jokowi, Sang Gubernur Gaul


- Soe Hok Gie: Prabowo Cerdas tapi Naif





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)